Kutemukan Hijab Setelah Terpuruk Dalam Dosa Duniawi

Gadis hijab ( image: fariza Chan blogspot.com)

Jakarta, KPONline- Bulan Ramadan 1436 H ini merupakan puasa yang penuh berkah bagiku. Di bulan Ramadan tahun ini aku benar-benar bisa merasakan nikmatnya berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah setelah dosa yang telah aku alami di masa lalu. Dan di tahun ini pula akhirnya aku memutuskan untuk berhijab, suatu hal yang bahkan mungkin tak pernah saya pikirkan sebelumnya.

Gadis hijab ( image: fariza Chan blogspot.com)
Gadis hijab ( image: fariza Chan blogspot.com)

Sebelum aku melanjutkan kisahku ada baiknya aku mengenalkan diri terlebih dari. Aku seorang perempuan muda yang cukup atraktif dengan wajah yang cukup menarik, terbukti dari cukup banyaknya lelaki yang tertarik dan ingin dekat denganku. Didukung pula dengan postur tubuh yang proporsional dan bagus sehingga membuat aku semakin percaya diri dengan penampilanku.

Bacaan Lainnya

Menyadari hal itu maka aku sangat senang mengeksplor tubuhku, menampakkan kelebihan dan keindahan tubuhku dengan memakai pakaian yang amat jauh dari nilai agama,yang memperlihatkan lekuk tubuhku. Dulu aku berpikir, rugi kalau punya tubuh yang menarik tapi harus ditutup tanpa ada orang lain yang mengakui kemolekan tubuh kita. Aku berpikir bahwa ini anugerah dan orang lain harus tahu bahwa aku “seksi”.

Lingkungan dan pergaulan

Sebenarnya aku termasuk anak yang mempunyai cukup bekal ilmu agama karena sudah terbiasa mengaji dari kecil sehingga sedikit banyak mengetahui tentang agama Islam dan akidah-akidahnya. Akan tetapi semakin beranjak dewasa aku merasa semakin jauh dari agama.

Jangankan memakai hijab, untuk salat lima waktupun aku tak pernah, bisa dibilang hanya saat hari-hari besar saja aku melaksanakan salat. Saat aku kerja sambil kuliah aku merasa semakin jauh dari Islam.

Semakin besar lingkup pergaulanku, semakin beragam pula teman yang aku kenal, mulai dari teman baik sampai teman yang kurang baik. Awalnya aku berpikir bahwa biarkan mereka nakal, yang penting aku tidak. Tapi ternyata semua menjadi lain. Benar kata pepatah satu kedelai akan bernilai sama dengan kerikil bila dia berada di antara tumpukan kerikil, dan seperti itulah aku. Dari pergaulan itulah aku mengenal dunia yang bebas, dunia yang penuh kesenangan dan tentu saja penuh dosa.

Dari lingkungan aku mengenal seorang tentara yang pada akhirnya menjadi kekasihku. Dia mengajak aku ke dalam kemaksiatan yang sangat hina, dari minuman keras dan kehidupan hedonis lainnya.

Berpikir kehidupan akherat

Pertengahan tahun 2014 menjadi titik balik kehidupanku. Ketika pada akhirnya kekasihku meninggalkan aku karena suatu hal aku merasa sangat terpuruk. Berpikir bahwa Tuhan yang tak pernah kusebut itu tak adil.

Aku mulai berpikir tentang konsep ketuhanan. Mengapa ketika aku terpuruk baru aku menyalahkan Tuhan? Sedangkan selama ini ketika aku sedang bersenang-senang dengan kekasihku,mengumbar auratku mengumbar nafsu duniaku aku tak pernah ingat Tuhan. Kenapa ketika aku terpuruk aku menyalahkan Tuhan?

Dari sinilah aku berpikir apa itu arti Tuhan, apa arti setiap larangan dan anjuran Tuhan. Termasuk tentang kewajiban berhijab. Aku mulai berpikir, seandainya dari dulu berhijab mungkin aku tak akan terjebak dalam pergaulan yang teramat bebas. Dengan berhijab orang lain akan lebih segan dan akan lebih menghormati kita. Dalam pakaian tertutup maka akan lebih meminimalisir stigma buruk dari lingkungan, tidak dicap wanita murahan yang dibalut pakaian ketat yang membalut tubuh.

Dari sinilah aku mulai memperbaiki diri, aku mulai berdamai dengan Tuhanku, Allah SWT. Aku belajar untuk melengkapi salatku yang bolong-bolong. Dan banyak memohon ampun atas apa yang telah aku perbuat di masa lalu menebus dosaku dan mulai berpikir tentang kehidupan akherat.

Berhijab

Bulan Syaban 1436 H menjadi awal keputusanku untuk berhijab. Bukan keputusan yang mudah karena begitu banyaknya godaan-godaan. Beberapa teman menyayangkan keputusanku karena ku punya badan bagus, rambut bagus tapi harus tertutup kerudung.

Hingga ketika suatu malam aku bermimpi membaca surat An Nas’r dan surat Al Lahab. Entah kenapa saat itu aku sangat penasaran sehingga pada akhirnya aku mencari terjemahan kedua surat itu. Dan ketika membacanya subhanallah aku seperti mendapat pencerahan, An Nas’r (pertolongan) dan Al Lahab yang berisi tentang siksaan terhadap istri Abu Lahab. Aku berpikir mungkin ini jalan yang ditunjukkan Allah untuk menegur dan sekaligus menegaskan aku untuk segera berhijab. Dan akhirnya hari itu juga kuputuskan untuk segera berhijab, sampai hari ini dan semoga sampai akhir hayatku nanti.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan segera memberikan jodoh yang bisa menerima aku apa adanya dan bisa membimbing aku dalam kebaikan. Semoga selalu istoqomah. Amin ya Rabb.

Sumber : http://www.vemale.com/inspiring

Pos terkait