Bogor, KPonline – Selepas dari aktivitas pekerjaan di PT. Rusli Vinilon Sakti (RVS), sekitar 50 orang pekerja berbondong-bondong mendatangi sebuah aula RT yang terletak di Perumahan Limus Asri, Cileungsi, Bogor, Senin (31/10/2022) sore.
Mereka akan menghadiri konsolidasi dari tiap plant dalam rangka menguatkan mental dan silahturahmi antar anggota.
Seyogyanya PUK yang kuat di mana anggotanya juga semakin solid, taat instruksi, satu komando, dan berpikir kreatif karena perjuangan ke depan akan semakin berat di tingkat eksternal maupun internal.
Oleh karena itu, konsolidasi semacam ini harus menjadi agenda khusus dan rutin dijalankan di PUK. Terlebih lagi terkait perjuangan tentang upah menjadi hak normatif bagi buruh yang bekerja pada sebuah perusahaan.
Upah merupakan hak jadi buruh yang harus dipertahankan dan diperjuangkan terlebih lagi dilihat dari kenaikan kebutuhan bahan pokok yang terus mencekik rakyat.
“Di tengah gencarnya perusahaan menerapkan perundang undangan Omnibus Law yang merugikan kaum pekerja, maka dari itu sebagai anggota serikat pekerja harus mampu memberikan masukan sebagai bahan evaluasi di tingkat PUK,” ujar DWI Iswahyudi, Bidang Kesejahteraan yang menjadi salah satu pembicara pada konsolidasi sore ini.
PUK SPL FSPMI PT. RVS yang sudah berdiri lebih dari 10 tahun yang lalu merupakan salah satu PUK tertua di Bogor. PUK ini sudah berkali-kali mencetak sejarah perjuangan kaum buruh dan asam garam perjuangan upah.
“Karena kenaikan upah tidak serta merta begitu saja harus ada campur tangan pekerja sebagai penerima upah dan doa yang dipanjatkan sebagai penentu kebijakan kepada Sang Khalik,” pesan Jarlani, salah seorang pengurus PUK RVS. (Gunawan)
