Cerita Dibalik Tenda Pengungsian

Cianjur, KPonline – Sejauh dan sepengetahuan saya, jalur Puncak sejak dimulai Ciawi hingga Cianjur, merupakan kawasan wisata dan kuliner yang paling dekat dengan Bogor. Banyak spot dan daerah yang cukup memanjakan mata, dan menenangkan jiwa. Udara yang lebih sejuk dibandingkan dengan wilayah Bogor, apalagi jika dibandingkan dengan Ibukota Jakarta.

Akan tetapi, 21 November 2022 yang lalu, menjadi sebuah momentum yang sangat mengejutkan bagi para netizen, kaum traveller dan golongan penikmat healing-healing, terutama bagi warga Kabupaten Cianjur dan sekitarnya. Karena ternyata, gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo, berhasil memalingkan seluruh wajah rakyat Nusantara, ke bumi santri Cianjur.

Bacaan Lainnya

Gempa bumi yang meluluh lantakan sebagian wilayah Kabupaten Cianjur tersebut, sudah banyak menelan korban jiwa yang semakin hari semakin bertambah. Ditambah lagi dengan, ribuan pengungsi yang harus meninggalkan rumah-rumah mereka yang telah hancur, miring, bahkan beberapa ratus hunian lainnya, berpindah tempat karena tanah longsor, akibat gempa bumi tersebut.

26 November 2022 hingga 27 November 2022, Relawan Kemanusiaan Bogor bersama Media Perdjoeangan Bogor dan Agya Ayla Club Indonesia Chapter Bogor, meluangkan waktu dan menyempatkan diri untuk mengumpulkan bantuan logistik serta penggalangan donasi. Pengumpulan bantuan logistik dan penggalangan donasi, dikumpulkan dari buruh-buruh pabrik yang ada diseputaran Cibinong, serta warga masyarakat sekitar yang peduli dengan kondisi warga Cianjur yang terdampak gempa bumi tersebut. Bahkan, pengemudi layanan online, baik yang roda empat dan roda dua pun, turut memberikan bantuan dan donasi.

Ada banyak kisah yang ingin saya sampaikan. Dan ada banyak cerita, yang saya himpun, sejak kedatangan kami di Sabtu malam 26 November 2022 hingga Minggu sore 27 November 2022. Dua hari yang cukup melelahkan, dua hari yang juga banyak memberikan pencerahan, terutama tentang sebuah arti kata : kemanusiaan. (RDW)

Pos terkait