Bandung, KPOnline – Sejak beberapa waktu lalu pemerintah menaikan harga BBM , masyarakat dibuat kisruh. Apa sebenarnya yang ada di benak pemerintah. Kenaikan BBM adalah awal dimana kebutuhan masyarakat akan turut serta naik.
Lebih dari itu, selain masyarakat luas, buruh dan pekerja dibuat geram dengan kejadian tersebut sehingga timbul aksi penolakan di berbagai daerah.
Seperti yang dilakukan Aliansi Buruh Cimahi. Senin 19/09/2022, gabungan buruh di kota Cimahi yang diperkirakan berjumlah 500 orang, turun bergerak melakukan aksi dengan berjalan kaki menuju kantor DPRD kota Cimahi.
Mereka menyerukan bahwa buruh menolak dengan tegas tentang kenaikan harga BBM karena itu adalah pemicu semua masalah kenaikan harga. Buruh juga tetap konsisten untuk tetap menolak adanya Omnibuslaw.
Perwakilan buruh dari Aliansi Buruh Cimahi untuk menyampaikan aspirasi buruh di terima oleh anggota dewan.
Pihak aliansi buruh mengajak Anggota DPRD Kota Cimahi untuk sama-sama menyatakan sikap menolak atas kenaikan BBM termasuk
UU ciptakerja yang merupakan awal dari segala malapetaka.
Buruh meminta kejelasan sikap dari anggota DPRD sebagai wakil dari rakyat. apakah memang sebagai wakil dari rakyat yang berpihak kepada rakyat.
Gabungan buruh yang terdiri dariFSPMI, GOBSI, SBSI92,SPN,SPSI,KASBI dan Gabungan Mahasiswa kota cimahi tetap konsisten dengan pergerakannya atas kebijakan pemerintah yang dirasa sangat menyengsarakan.
Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota cimahi menyatakan, bahwa pada dasarnya DPRD kota cimahi setuju untuk menolak kenaikan BBM karena memang kenaikan BBM ini adalah akar dari bakal naiknya harga-harga yang lain. kalo BBM sudah sampe 30%, pasti ongkos dari segala produktifitas akan naik.
DPRD Kota Cimahi sepakat dengan pihak buruh untuk ikut serta menolak kenaikan harga BBM.
Masa aksi bubar setelah Walikota Cimahi turut menyampaikan rasa simpati terhadap aksi buruh, mahasiswa dan masyarakat bahwa dirinya senantiasa selalu bersama dengan warganya untuk mendorong agar harga BBM diturunkan kembali.
Penulis : BJ
Dokumentasi : BJ
