Aksi Tutup Mulut Buruh FSPMI Jepara, Protes Dugaan Perundungan di Pabrik Tekstil

Aksi Tutup Mulut Buruh FSPMI Jepara, Protes Dugaan Perundungan di Pabrik Tekstil
Para buruh membentangkan spanduk berisi tuntutan saat mendatangi Kantor Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara, Kamis (17/7). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

Jepara,KPonline – Sekitar 40 orang buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jepara Raya menggelar aksi protes yang tidak biasa pada Kamis, 17 Juli 2025. Mereka datang dengan mulut tertutup lakban di depan Kantor Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara.

Aksi tersebut bukan tanpa alasan. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan dugaan tindakan perundungan yang dialami rekan perempuan mereka, yang bekerja di PT Jiale Indonesia Textile.

Bacaan Lainnya

Tindakan yang Dinilai Tak Manusiawi

Ketua PC SPAI FSPMI Jepara Raya, Erwin Kurniawan, tak menutupi kekesalannya. Ia menyebut tindakan yang dialami anggotanya, Nemu, adalah bentuk perlakuan tidak manusiawi. “Korban dilakban mulutnya dan disuruh berkeliling area produksi karena dianggap gagal memenuhi target kerja,” ungkap Erwin kepada para jurnalis.

Menurut Erwin, insiden terjadi pada 9 Juli 2025, tak lama setelah rapat pagi digelar di dalam pabrik. “Usai meeting, pelaku yang merupakan salah satu manajer langsung melakban mulut korban dan memerintahkannya berjalan keliling line produksi. Ini jelas bentuk bullying,” tegasnya.

Upaya penyelesaian damai sebenarnya sudah dicoba. Erwin menjelaskan bahwa pihaknya sudah dua kali duduk bersama manajemen dalam forum bipartit. Sayangnya, kedua mediasi itu berakhir buntu.

“Pihak perusahaan tetap ingin mempertahankan pelaku. Padahal kami meminta tindakan tegas berupa pemecatan,” katanya. Erwin menambahkan bahwa jika mediasi tripartit pun tak membuahkan hasil memuaskan, pelaporan ke Polres Jepara dan aksi unjuk rasa besar bisa menjadi pilihan berikutnya.

“Kami ingin kejadian seperti ini tidak terulang. Jika dinas tidak mengeluarkan anjuran PHK, kami akan turun ke jalan,” ujar Erwin.

Agus Hariyanto, pengurus unit kerja FSPMI di PT Jiale Indonesia Textile, juga memberikan konteks tambahan. Ia menjelaskan bahwa target produksi yang disebut sebagai pemicu perundungan tidak tercapai karena banyak pekerja yang izin keluar. Mereka saat itu sedang mengurus absensi dan kartu ATM sehubungan dengan kunjungan pihak bank ke perusahaan.

Pos terkait