Tangerang, KPonline – Menyikapi surat instruksi yang dikeluarkan DPP FSPMI tanggal 28 Juli 2017 tetkait unjuk rasa pada tanggal 08 Agustus 2017, FSPMI Tangerang mengadakan konsolidasi untuk koordinasi kesiapan mengikuti aksi.
Konsolidasi ini diikuti KC, PC SPA FSPMI Tangerang, serta seluruh PUK FSPMI yang ada di Tangerang. Dalam rapat ini dibicarakan terkait tujuan aksi, tuntutan aksi, donasi untuk tranportasi, dan jumlah kepesertaan yang akan ikut turun ke jalan.
Dalam sambutannya, Ketua Konsulat Cabang FSPMI Tangerang Ahmaf Jumali menjelaskan terkait tuntutan yang akan di usung saat melakukan aksi nanti.
FSPMI Tangerang, menurut Jumali siap turun ke jalan. Solid untuk menjalankan instruksi organisasi.
Adapun isu yang akan diusung dalam aksi 8 Agustus nanti adalah sebagai berikut:
1. Menolak penurunan nilai pendapatan tidak kena pajak (PTKP) yang akan diberlakukan Menteri Keuangan, karena akan membuat daya beli buruh makin anjlok serta bertolak belakang dengan spirit tax amnesty.
2. Darurat PHK bukan darurat ormas. Buruh menolak Perppu Ormas yang menciderai demokrasi, disaat yang bersamaan PHK puluhan ribu buruh ritel, garmen, keramik, dan pertambangan terua berlanjut.
3. Menolak kebijakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membuat kebijakan nilai upah industri padat karya dibawah nilai upah minimum. Dan cabut SK Gubernur Jawa Barat yang memberlakukan hal tersebut di 4 kabupaten/kota, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi.
4. Kampanye serikat buruh se Asia Pasifik tentang kenaikan upah minimum +50 (naikan upah minimum tahun 2018 buruh se Asia Pacific sebesar 50 dolar).
5. Rencana mempidanakan Direksi BPJS Kesehatan yang melanggar penerapan UU BPJS Kesehatan seperti 6 bulan setelah ter PHK buruh tidak dilayani BPJS Kesehatannya.
6. Buruh akan melakukan judicial review UU Pemilu, khususnya pasal mengenai presidential threshold 20% yang menciderai demokrasi, kedaulatan buruh dan rakyat.
7. Rencana aksi buruh se dunia membangun perdamaian dan kemanusiaan #Save al Aqsa.
8. Pekerjakan kembali buruh PT Smelting dan PT Freepoort.
Penulis: RD. Rizal N
