Buruh dan Kemerdekaan

Perayaan HUT RI di Omah Buruh 2013

Buruh dan Kemerdekaan

”Buruh dianggap seperti mesin yang dikemudikan oleh majikan agar dapat melakukan pekerjaan demi menghasilkan keuntungan. Walaupun pada dasarnya tanah Indonesia terletak di tangan anak-anak Indonesia, mereka miskin dan kelaparan”
PPO, Oktober 1928, The Hague, Belanda.

Bacaan Lainnya

Kutipan diatas masih begitu relevan dengan kehidupan kaum buruh Indonesia dimasa kini. Faktanya, dalam rentang waktu yang panjang sejak tahun 1928 hingga sekarang, apa yang ditulis oleh Hague dari Belanda tentang nasib buruh Indonesia tetap kita dirasakan.

Anda boleh tidak percaya.

Sekali waktu, sempatkanlah untuk datang ke Bantar Gebang, dipinggiran kota Bekasi. Disana Anda bisa menjumpai pemukiman kaum buruh yang begitu kumuh dan tidak layak untuk ditempati. Kamar 3 x 4 meter persegi dihuni oleh 4 – 5 orang buruh perempuan. Mereka makan dipinggir jalan. Membeli jajanan yang kurang sehat. Menunggu gaji mingguan atau bulanan untuk membayar kontrakan dan kebutuhan lainnya. Tetapi tetap saja berhutang diwarung dan menunggak sewa kontrakan adalah keseharian hidup kaum buruh di Bantar Gebang.

Inikah arti kemerdekaan bagi kaum buruh?

Pergilah kepemukiman buruh di Cilincing, Cakung. Di Ibu Kota Negara. Adalah pemandangan sehari-hari, para buruh menuju pabrik bergerombol dipagi hari, hanya karena menghemat ongkos transportasi yang begitu mahal bagi mereka. Sementara pada siang hari mereka cukup menyantap ”mie ayam” hanya untuk menghemat uang makan agar bisa bertahan hidup di rimba raya ibu kota.

Inikah arti kemerdekaan bagi kaum buruh?

Lihatlah bagaimana buruh-buruh di Sidoarjo dan Surabaya. Mereka menyewa rumah di gang sempit yang bercampur dengan bau menyengat got-got yang tidak bisa lagi mengalirkan air kotornya.

Inikah arti kemerdekaan bagi kaum buruh?

Pemandangan serupa akan kita temui dibelahan kota-kota padat industri seperti Tangerang, Serang, Cilegon, Depok, Bogor, Cimahi, Bandung, Karawang, Semarang, Kendal, Sidoarjo, Surabaya, Bekasi, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Makasar, Medan, Lampung, Jayapura, Samarinda, Pontianak dan lainnya. Menyebar secara rata diseluruh wilayah Indonesia.

Sekali lagi, untuk pertanyaan yang sama, inikah arti sebuah kemerdekaan?

Pos terkait