Bojonegoro, KPonline – Hari Sab’tu, 24 Mei 2025, menjadi hari penuh haru bagi keluarga besar almarhum Chamim Tohari. Di bawah langit Bojonegoro yang teduh, rombongan PUK SPL FSPMI PT. Pakarti Riken Indonesia kembali melangkahkan kaki ke makam Sang Pahlawan Buruh untuk berziarah, menandai satu dekade kepergian beliau.
Lutfi, adik kandung almarhum, menyambut kedatangan rombongan dengan mata berkaca. Dalam sambutannya, ia melontarkan pertanyaan yang menggugah,
“Kira-kira, amalan apa yang dilakukan kakak kami sehingga kawan-kawan semua ini masih setia datang dan mendoakan, bahkan setelah 10 tahun kepergiannya?” ucapnya
Bagi Lutfi dan keluarga, momen ziarah ini adalah bukti nyata bahwa nilai perjuangan Chamim Tohari masih hidup dan menginspirasi, bahkan generasi muda yang tak sempat mengenalnya secara langsung.
“Kami sebagai keluarga merasa sangat bangga dan terharu. Ini bukan hanya tentang mengenang, tapi tentang bagaimana kakak kami menjadi teladan — tidak hanya bagi kami, tapi juga bagi para buruh dan anak-anak muda hari ini,” ujar Lutfi dengan penuh rasa hormat.
Sang ibunda, Ibu Marliah, yang kini tengah sakit, turut menyampaikan salam dan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh rombongan yang hadir.
“Beliau titip salam, dan mengucapkan terima kasih atas penghormatan ini,” kata Lutfi.
Dalam kesempatan tersebut, Lutfi juga memperlihatkan salah satu barang peninggalan almarhum yang masih ia simpan: sebuah telepon genggam milik Chamim Tohari.
“Bagi kami, ini bukan sekadar benda, tapi warisan nilai dan semangat perjuangan,” tuturnya.
Ziarah ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada almarhum, tapi juga menjadi cermin bahwa perjuangan, kejujuran, dan dedikasi tidak lekang oleh waktu. Chamim Tohari telah tiada, namun jejaknya tetap hidup dalam hati dan tindakan mereka yang melanjutkan perjuangan. (Khoirul Anam)
Foto : Jarwo
