Warga Perum Mega Regency Tolak Money Politic

Warga Perum Mega Regency Tolak Money Politic

Bekasi, KPonline – Selain black campaign atau politik hitam yang nanti arahnya mengadu domba, adalah money politic atau politik uang dimungkinkan akan mewarnai Pilkada. Ditengah gencarnya kabar tak sedap mengenai Pilkada Bekasi, terutama tentang money politics atau politik uang yang marak dan sering dipakai oleh beberapa oknum, sejumlah warga masyarakat Perum Mega Regency Cibarusah melakukan antisipasi denganĀ  memasang spanduk yang bertuliskan “Maaf anda memasuki wilayah No Money Politics”.

Ini sekaligus menjadi pelajaran politik. Diharapkan masyarakat tidak mudah terima suap.

Bacaan Lainnya

Hal ini disampaikan oleh Supriadi (37), salah satu warga Perum Mega Regency, sekaligus relawan anti money politics. Supriadi mengatakan, “Jika hak pilih kita dibayar seratus ribu rupiah, berapa kerugian yang harus dibayar oleh masyarakat, karena suara yang kita pilih akan menentukan masa depan lima tahun mendatang, bukan hari saat pencoblosan. Ditambah lagi, bagaimana kita masyarakat Bekasi, bisa punya pemimpin yang jujur dan amanah, jika awalnya saja sudah tidak berbuat jujur.”

“Tapi saya yakin melalui sosialisasi seperti ini, warga adalah masyarakat yang pintar dan cerdas, sehingga tidak terbawa oleh hal yang negatif atau black campaign,” lanjutnya.

Masyarakat berharap, pemilukada yang akan berlangsung 15 Februari Tahun 2017 bisa berjalan dengan baik sesuai sengan tahapan pemilu. Hal ini senada dengan ikhtiar Bawaslu agar pilkada bisa berjalan dengan baik berintegritas, bermoral dan bisa membawa pilkada untuk dapat memilih pemimpin yang amanah. Dalam memilih pemimpin kepala daerah akan berlangsung dengan cara mekanisme demokrasi, yang akan dipilih secara langsung oleh masyarakat yang memiliki hak pilih. Ada beberapa komponen yang memiliki peran besar dalam suksesnya pilkada.

Menanggapi hal tersebut, Supri juga berkomentar “Bagi penyelenggara KPU dan Panwas sudah menjadi harga mati soal integritas moral, independensi untuk suksesnya Pilkada agar bisa berjalan dengan baik. Masyarakat harus ikut mengawasi apa yang menjadi tugas pengawas pemilu dan KPU serta peserta pemilihan begitu juga mengawasi publik.”

Komponen yang memiliki peran besar suksesnya pemilu juga terdapat pada peserta pemilihan kepala daerah atau partai politik maupun calon perseorangan, karena yang punya peran penting yaitu partai politik mengusung calon, publik atau masyarakat yang punya hak pilih.Karena jumlah petugas terbatas dan tidak sebanding dengan objek pengawasan. Warga bisa ikut andil dalam mengawasi jalannya pilkada saat kampanye maupun pencoblosan nanti.

Dengan sosialisasi seperti ini mengajak masyarakat untuk berperan aktif agar proses pilkada bisa berlangsung dengan baik, untuk menyampaikan atau melaporkan jika ada pelanggaran.

Supriadi juga menambahkan “Diharapkan warga sekitar menjadi relawan yang tanpa honor sebagai pengawas partisipatif untuk menyebarkan virus kebaikan, untuk mengawal pilkada agar bisa berjalan sukses dan menjadi pelopor gerakan anti money politic”,tandasnya.

Kegiatan sosialisasi lewat spanduk maupun terjun langsung ke masyarakat lebih efektif menekan maraknya black campaign maupun money politic. (*)