Jakarta, KPonline – Ini adalah rapat gabungan, yang diselenggarakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Selain Majelis Nasional dan Dewan Eksekutif Nasional, juga dihadiri perwakilan afiliasi. Agenda yang dibahas pun cukup seksi. Omnibus law dan apa yang menjadi strategi kita menghadapi isu ini.
Dalam hal ini, saya hendak mengatakan, bahwa setiap langkah dan gerak sudah dirumuskan bersama. Ada beberapa tim yang dibuat untuk mengoptimalkan kinerja.
Setiap apa yang kita gagas dan pikirkan, tentu akan diuji dalam praktik. Hanya kerja yang akan mengubah dunia. Karena itu, tanpa dikerjakan, setiap rencana hanya akan menjadi harapan hampa.
Pada akhirnya adalah kesungguhan. Bertanggung jawab pada apa yang sudah disepakati.
Dalam rapat ini, kita bersepakat; soal omnibus law bukan hanya melulu berbicara tentang klaster ketenagakerjaan. Di sana ada isu HAM, demokrasi, lingkungan, bahkan keamanan. Termasuk juga mengenai hak perempuan, yang seringkali terabaikan.
Untuk itu, kita tidak akan tutup mata terhadap isu lain di luar ketenagakerjaan.
Bagi kita, tidak masalah dengan investasi. Yang kita permasalahkan adalah, ketika investasi yang masuk tidak memberikan dampak positif bagi kesejahteraan rakyat. Kita tidak setuju, ketika demi mengejar investasi, apa yang saat ini sudah ada justru direduksi.
Jika itu terjadi, maka yang terancam bukan hanya kita yang saat ini bekerja. Tetapi juga generasi muda yang sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Juga pelajar dan mahasiswa. Termasuk, para orang tua. Kita semua.
