Bekasi, KPonline – Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Inodonesia (PUK SPEE FSPMI) PT. Kiyokuni Indonesia menggelar acara Konsolidasi anggota perempuannya, Minggu (10/10/2021).
Program ini merupakan salah satu upaya PUK SPEE FSPMI PT.KIYOKUNI memberdayakan perempuan melalui konsolidasi, guna menjawab tantangan ketimpangan hak-hak perempuan pasca Undang-undang (UU) Cipta Kerja diberlakukan.
Konsolidasi perempuan ini merupakan bagian dari program kerja pengurus bidang pemberdayaan perempuan PUK SPEE FSPMI PT.KIYOKUNI INDONESIA yang dibidangi oleh Evi Lutfiah dan Nining Mulyawati serta terselenggara berkat kerjasama mereka dengan pengurus bidang pemberdayaan perempuan Pimpinan Cabang.
Ketua PUK SPEE FSPMI PT.KIYOKUNI INDONESIA Heri Hermawan mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari konsolidasi perempuan ini adalah memberikan informasi tentang mengenai bahaya dan efek negatif UU Cipta Kerja bagi pekerja kontrak khususnya perempuan.
“Inilah sebabnya kami menggelar konsolidasi perempuan ini dengan megundang aktivis perempuan PC SPEE Ari Lestari dan Hasari serta Pengurus PC Bidang Organisasi Muhammad Soleh dengan harapan a pekerja PKWT yang habis kontraknya di Kiyokuni bisa lebih memahami keadaan dunia perburuhan di Indonesia, sehingga bisa mempersiapkan diri lebih dini agar bisa bersaing dengan fresh graduate,” kata Heri Hermawan, dalam keterangannya kepada Media Perdjoeangan.
Dalam kesempatan ini Ari Lestari dan Hapsari masing-masing menyampaikan informasi perihal bahayanya UU Cipta Kerja khususnya bagi kaum pekerja perempuan dan hilangnya beberapa hak-hak dasar perempuan di UU Cipta Kerja.
Tidak ketinggalan Muhammad Soleh juga berpesan kepada peserta yang hadir bahwa mau tidak mau generasi milenial harus siap menghadapi era globalisasi seperti saat ini.
Hadir pula dalam acara konsolidasi perempuan ini Sekretaris PC SPEE FSPMI Bekasi Dwi Yunianto yang juga menjabat sebagai Sekretaris PUK SPEE FSPMI PT.KIYOKUNI INDONESIA.
