Sebuah Puisi Pengantar Kepergian Bung Hamonangan Pasaribu

Cilacap, KPonline – Adalah sosok yang selalu ditunggu kedatangannya. Sosok yang selalu kami jumpai senyuman dalam setiap ingatan.

Sosok yang kehadiranya selalu memicu semangat dan kobaran sebuah pengabdian. Sosok yang selalu mengajarkan indanya senyuman dalam ketulusan dan keikhlasan dalam pahitnya sebuah perjuangan.

Satu waktu, burung rajawali itu
Menaruh paruhnya di tepi telaga
Dengan raut muka sederhana
Dan hanya melempar senyuman kecil dan kerlingan gurau dalam mimik wajahnya

Kemudian burung itu terbang mengibaskan sayap keudara
Ia pergi meningalkan induk dan seluruh burung di kecil yang di tepi telaga

Ia pergi meninggalkan anak dan keluarganya, ia tingalkan seluruh diri dan jiwanya tetap tinggal dan bersemayam dalam kubur ingatan

Di tengah kilaun danau yang bersarang kabut dan berlatarkan padang ilalang ia hantar seluruh mimpi dan harapan di ujung ia terbang

Ia merelakan seluruh raga waktu dan jiwanya untuk pergi melalang buana tak jarang ketika pamit selau menjadi bahan pertanyaan istri dan anak anaknya sesali ia menyesali ketika ia tak dapat menikmati makan malam bersama di meja keluarga

Tapi semua ia jalanin dengan senyuman mungkin karena ia tau untuk apa ia melakukan semua kekecewaan tiap kali keresahan dalam hatinya juga bertanya

Ia relakan semua, ia ikhlaskan semua dan ia tinggalkan seluruh waktu yang kadang ia menangisinya

Dan di mata kami ataupun sosok yang mengenalknya, ia bukanlah hanya sosok Orang tua, Guru dan keluarga tapi juga sosok yang selalu alasan untuk kami terus ada diantara siapapun mereka yang berjuang dan menghargai kehidupan

Dan ketika rajawali putih itu kembali melintas ia sejenak berhenti melepasakan segala kerinduan dengan melempata senyuman seperti ia ingin mengutarakan

Saya sudah tersenyum abadi kibasan sayapnya adalah pertanda akan selalu saya dekap kalian dalam hening dan tawa kalian ada di samping saya

Awan mengulung dan berpacu denga isak tangis
Semerbak wangi bunga melati membumbung tinggi keangkasa
Selamat jalan Pak Monang kami bangga pernah berjuang di sampingmu
Mengumpulkan serpihan serpihan rasa bangga dan senyum yang sering kita ciptakan di setiap pertemuan

Semarang. Senin, 3 desember 2018

Nukhan Dzu