Prabowo Kaya Raya, Mengapa Saat Mendaftar Capres Harus Diantar Buruh yang Belum Sejahtera?

Prabowo Subianto hadir sebagai salah satu pembicara dalam Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan KSPI di Gedung Djoeang 45, Jakarta Pusat, pada Minggu (29/4/2018)./FP Prabowo Subianto

Jakarta, KPonline – Diberitakan banyak media, sebanyak dua puluh ribu buruh akan mengantarkan Prabowo Subianto mendaftar sebagai Calon Presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para buruh yang akan menghantarkan Prabowo Subianto, tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Sebelum mengantar ke KPU, bahkan ratusan buruh terlebih dahulu melakukan longmarch Surabaya – Jakarta. Dalam longmarch ini, para buruh mengusung isu perburuhan dan kerakyatan. Isu kerakyatan yang akan diusung antara lain menolak kenaikan harga sembako, PLN, dan BBM. Sedangkan terkait dengan isu buruh, yang akan diangkat adalah Cabut PP 78 Tahun 2015, Sehat Hak Rakyat, tolak TKA Unskilled, angkat guru honorer dan tenaga honorer menjadi PNS, serta berikan perlindungan bagi pengemudi ojek online.

Jika ada pertanyaan, mengapa Prabowo Subianto yang kaya raya dan merupakan elit ternama negeri ini, saat mendaftar Capres harus diantarkan para buruh yang notabene belum sejahtera dan miskin? Apakah ini bukan sebagai upaya untuk “menjual” buruh?

Terhadap pernyataan tersebut, jawabannya: TIDAK.

Satu hal yang harus dipahami, keputusan KSPI untuk mendukung Prabowo Subianto adalah keputusan yang diambil dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Dengan kata lain, ini adalah keputusan resmi organisasi. Bukan keputusan pribadi.

KSPI bukan underbow elit atau partai politik mana pun. Ini keputusan yang independen. Keputusan yang didasarkan pada penilaian, ada kebijakan rezim Jokowi – JK yang dirasa tidak berpihak pada buruh dan karena itu menghendaki terpilihnya pemerintahan yang baru secara konstitusional pada 2019 nanti.

Oleh karena itu, ketika buruh mengantarkan Prabowo mendaftar sebagai Capres di KPU, itu bukan permintaan Prabowo. Sebaliknya, ini adalah kesadaran dari KSPI bahwa partisipasi adalah kunci. KSPI sadar, gerakan buruh harus mengawal proses politik ini.

Sebagaimana diketahui, keputusan KSPI untuk memilih Prabowo adalah komitmennya untuk menjalankan Sepuluh Tuntutan Buruh dan Rakyat (SEPULTURA). Karena itu, apa yang dilakukan buruh adalah untuk mengawal SEPULTURA. Buruh ingin menyampaikan pesan, Prabowo sekalipun, agar jangan main-main dengan SEPULTURA.  Dengan perjuangan kaum buruh.

Sebab jika kelak SEPULTURA tidak dijalankan, puluhan ribu buruh itulah yang akan bergerak untuk menagih janji.

Ralat: Dalam artikel sebelumnya tertulis judul ‘Jokowi Kaya Raya, Mengapa Saat Mendaftar Capres Harus Diantar Buruh yang Belum Sejahtera?’Judul tersebut yang benar adalah ‘Prabowo Kaya Raya, Mengapa Saat Mendaftar Capres Harus Diantar Buruh yang Belum Sejahtera?’ Demikian koreksi ini, redaksi memohon maaf atas kesalahan yang terjadi.