Ini Alasan Buruh Minta Upah Naik 13 Persen

Jakarta,KPonline – Partai Buruh bersama organisasi serikat pekerja membawa enam tuntutan dalam aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

“Ada enam isu yang diangkat pada aksi kali ini, yang bukan aksi yang terakhir, tapi akan berlanjut sampai dengan Desember 2022,” kata Said Iqbal kepada wartawan, di kawasan Patung Kuda, Rabu (12/10/2022).

Bacaan Lainnya

Said Iqbal menyuarakan dampak kenaikan harga BBM salah satunya inflasi yang membuat harga berbagai kebutuhan ikut naik.

Di sisi lain, serikat buruh juga mengeluhkan angka inflasi yang dirasakan lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan angka inflasi mencapai 6,5 persen.

Namun berdasarkan temuan Partai Buruh, angka inflasi di berbagai kebutuhan masyarakat mencapai lebih dari 6,5 persen.

“Salah satu tuntutan aksi kami tolak kenaikan harga BBM sudah terbukti harga-harga melambung tinggi, inflasi yang diperkirakan sekitar 6,5 persen,” kata Said Iqbal

Said Iqbal menegaskan, pada kelompok kelas menengah ke bawah terdapat tiga kategori yang dikonsumsi. Hal tersebut pun menjadi sorotan pihaknya.

Pertama, tentang kenaikan harga makanan yang mencapai 15 persen. Artinya harga makan naik hingga dua kali lipat.

“Satu inflasi makanan, inflasi umumnya 6,5 persen. Tapi inflasi makanan, Litbang Partai Buruh sudah menghitung 15 persen. Buruh dan kelompok kelas pekerja membayar mahal dua kali lipat dari harga inflasi,” ujar dia.

Kedua, kata Said Iqbal, inflasi harga juga terjadi pada sektor transportasi umum.

“Masyarakat biasanya membayar Rp4 ribu untuk sekali perjalanan menggunakan angkutan umum (angkot). Namun kini, mesti menambah Rp2 ribu. Artinya, inflasi naik 50 persen atau 8 kali lipat dari inflasi umum,” kata dia.

Ketiga, buruh juga mengeluhkan harga sewa perumahan yang kini ikut naik pascapemerintah umumkan kenaikan harga BBM.

“Kelompok ketiga adalah perumahan, sekarang naik Rp50 ribu dari rata-rata ongkos sewa rumah 500 ribu. Berarti naik 10 persen atau dua kali lipat dari inflasi umum,” ucap dia.

Akibat kenaikan harga BBM pula, kata dia, urutan kelompok kelas pekerja menjadi terpuruk miskin dan daya beli turun 30 persen.

Said juga mengancam akan ada aksi mogok nasional bila enam tuntutan tersebut tak dihiraukan oleh pemerintah. Mogok nasional ini direncanakan bakal dilakukan Desember 2022.

“Bila pemerintah tidak mendengarkan enam isu yang kami bawa hari ini, yang juga pernah dibawa pada kali sebelumnya. Pada pertengahan Desember 2022, partai buruh dan organisasi serikat buruh, serikat petani, perempuan, miskin kota, PRT, buruh migran, guru, dan tenaga honorer yang bekerja informal akan melakukan mogok nasional pada pertengahan Desember 2022,” kata Said

Pos terkait