FSPMI KSPI Salurkan Donasi dan Bantuan Kemanusiaan Untuk Lombok

Lombok, KPonline – Bencana alam gempa bumi yang menggetarkan wilayah Lombok pada pertengahan Agustus 2018 yang lalu, masih menyisakan kepedihan yang cukup mendalam bagi warga masyarakat Lombok. Serangkaian gempa bumi berkekuatan besar dengan tingkat kedalaman episentrum dangkal, memicu gelombang kepanikan di Lombok.

Penduduk dikabarkan terpaksa mengungsi dari rumah masing-masing. Goncangan terkuat terjadi pada Minggu 19 Agustus 2018 pukul 21:56 WIB atau 22:56 WITA saat gempa berkekuatan 7 pada Skala Richter di kedalaman 10 kilometer menggoyang Lombok Timur.

Bahkan, masih banyak pengungsi korban bencana alam gempa bumi di Lombok, yang belum tersentuh uluran tangan dan bantuan dari pihak manapun.

Seperti yang dialami oleh warga masyarakat di 3 (tiga) desa terdampak bencana alam gempa bumi, yaitu Desa Selat, Desa Nyurlembang Barat dan Desa Nyurlembang Dayeuh Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Keadaan warga masyarakat di 3 (tiga) desa terdampak bencana tersebut, sangat memprihatinkan. Ratusan rumah hancur, sebagian besar bahkan rata dengan tanah. Tidak menyisakan apapun, selain kesedihan dan kepedihan yang mendalam.

Psikologis sebagian warga masyarakat masih terganggu, masih terasa betapa dahsyatnya bencana alam gempa bumi yang telah membuat ratusan nyawa melayang dan ribuan lainnya terluka.

Bahkan 5 hari yang lalu, seorang pengungsi meninggal dunia ditempat pengungsian. Situasi dan kondisi pengungsian yang kurang sehat dan kurang bersih, menyebabkan banyak pengungsi yang terserang diare.

“Ternyata masih banyak para pengungsi bencana alam gempa bumi di Lombok ini yang masih belum tersentuh uluran bantuan dari pihak pemerintah. Dan kondisinya pun makin memprihatinkan dari hari ke hari,” ungkap Ananto Prasetya disaat sedang melakukan penyaluran donasi dan bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana alam gempa bumi di Lombok.

Para pengungsi dan korban bencana alam gempa bumi tersebut, saat ini sedang berada di tenda-tenda pengungsian. Tenda-tenda pengungsian itu pun sangat jauh dari kata layak, karena terbuat dari terpal berbahan plastik. Terlihat sudah compang-comping disana dan disini, bahkan yang membuat miris adalah ketika hujan turun.

“Apalagi kalau hujan turun Pak. Dari atas atap yg terbuat dari terpal ini banyak yang bocor. Kadang kalau banjir, airnya menggenangi tenda. Ya, basah semua,” tutur seorang ibu yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dalam kesempatan kunjungan kemanusiaan dan penyaluran bantuan kemanusiaan ini, Ananto Prasetya tidak sendirian. Dia datang bersama Supriyadi Panglima Koordinator Daerah Garda Metal Purwakarta, dan Rosalina Karamoy selaku Staff DPP FSPMI.

Hari ini, 14 November 2018, rombongan tim penyaluran bantuan kemanusiaan dari FSPMI juga akan menuju wilayah Lombok Utara. Wilayah Lombok Utara merupakan daerah terdampak bencana paling parah, dan rombongan tim penyaluran bantuan kemanusiaan FSPMI juga akan memberikan donasi dan bantuan kemanusiaan di Lombok Utara. (RDW)