Dilema di Perantauan, Pulang Malu Tidak Pulang Rindu

Batam,KPonline – Hari raya Idul Fitri biasa menjadi momentum sebagian besar warga di Indonesia untuk berkumpul di kampung halamannya. Mudik pada saat saat ini sudah menjadi budaya di Nusantara. Jutaan orang berbondong-bondong pulang kampung setiap musim Lebaran tiba.

Di Batam sendiri di pastikan pada lebaran kali ini ribuan orang telah meninggalkan Batam untuk merayakan lebaran di kampung halaman. Bahkan diantara mereka memilih untuk tidak kembali lagi. Mereka adalah para korban PHK dan ketatnya persaingan hidup di Batam. Sepinya galangan kapal belakangan ini dan banyaknya perusahaan di tempat mereka bekerja yang tak lagi mampu melakukan kegiatan operasional perusahaan, membuat mereka menjadi korban.

Bacaan Lainnya

Gani adalah salah satu buruh yang tidak bisa merayakan lebaran di kampungnya di Bandung Jawa Barat sana. Berbincang dengannya, saya seperti bercermin pada diri sendiri yang kurang lebih sama nasibnya dengannya

Laki laki yang sehari hari bekerja di sebuah perusahaan elektronik ini menuturkan bahwa sudah lebih dari 10 tahun ia belum pernah merasakan lebaran di kampung halamannya. Keadaan ekonomi dan mahalnya tiket moda transportasi menjadi alasannya untuk mengubur dalam dalam keinginan untuk mudik lebaran. Belum lagi kebutuhan jelang awal pelajaran baru buat  buah hatinya.

“ Sebenarnya kalau ingin nekat pulang saat lebaran sih bisa saja Mas, tapi apakah tidak malu nanti sampai kampung tidak membawa apa-apa?” Ungkapnya

“ Keponakan juga nanti kalau minta angpao bagaimana, sementara kita ngga punya uang”

“ Sebetulnya saya juga ingin mudik saat lebaran seperti ini, manusiawilah, siapa yang tidak ingin merayakan lebaran di kampung sendiri, apalagi saudara dan orang tua masih ada” Jelasnya  sambil memandang kosong ke depan

Sampai di sini sekali lagi saya seperti di tampar keras-keras, di saat yang lain pulang dan liburan di saat lebaran, masih saja ada sebagian orang yang merasa malu untuk kembali ke kampung halaman meskipun hanya sekedar melihat kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

Mereka sungguh dilema ketika ingin pulang ke kampung halamannya. Bila pulang merasa malu namun jika tidak pulang hati rindu serasa dihantam palu, sakit.

Banyak alasan yang menjadi halangan mengapa mereka serasa berat melangkahkan kaki untuk pulang. Salah satunya karena faktor kesuksesan ataupun hasil yang tentunya akan ditanyakan keluarga atau tetangga. Entah itu soal pekerjaan, pernikahan, perkuliahan, atau kekayaan selama di perantauan.

Tentu alasan tersebut menjadi beban mental sehingga seseorang merasa dilema akan pulang atau tetap di perantauan saja.

Keinginan untuk pulang, rindu akan kampung halaman dan bertemu dengan kerabat tentu selalu ada pada setiap diri seseorang yang sedang berada di negeri orang. Momen saat lebaran merupakan momen yang sangat tepat untuk pulang ke kampung halaman.

Pos terkait