Coretan Dinding

Bekasi, KPonline – Saat itu tahun 2001. Tepatnya di bulan Juni. Sebuah tahun, dimana aku — Bowo Ariyanto — akan memulai sekelumit cerita yang akan kutuliskan ini.

Awalnya adalah kebahagiaan yang luar biasa atas sebuah pencapaian. Pencapaian yang tidak bisa dianggap enteng. Pencapaian yang merupakan sebuah puncak dari kerja keras bertahun-tahun yang telah kulalui dengan segala perjuangan, kesedihan, bahkan air mata.

Bacaan Lainnya

Titik-titik peluh yang mengalir dari tubuh ini telah terlihat hasilnya.

Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama, walaupun tak ada yang hilang. Tak ada yang berbeda dari sebelumnya. Hanya keadaan yang menjadi berbeda.

Hari pun terus berganti, seolah-olah tak mau berkompromi dengan segala keterbatasan yang ada. Satu keadaan yang memaksaku untuk memasuki sebuah babak baru, yang tak pernah sedikitpun terbersit dalam pikiranku.

Hembusan harapan membawa warna tersendiri dalam kesendirian di tempat yang sangat asing. Kesendirian yang sebenarnya tidak sendiri, karena masih ada teman yang mempunyai kisah yang hampir sama.

Namun, kesamaan kisah bukan satu-satunya alasan untuk bersama meniti tangga kehidupan. Senda gurau serta celotehan-celotehan tak berarti sekedar untuk menghibur diri. Tanpa sadar melalui proses seleksi alam membuat tegar dan kuat menghadapi halang rintang di sepanjang jalan.

Tahun pertama dalam proses kemandirian, aku banyak berkenalan dengan hal baru. Salah satunya yang sangat baru dan sama sekali belum pernah mengenal sebelumnya, karena memang dunia yang berbeda. Tanpa panjang lebar mengikutinya dan tak pernah bertanya untuk apa dan nantinya bagai mana.

Masa bodoh dengan segala urusan di sana. Dalam pikiran, hanya beranggapan selama banyak orang yang mengikutinya pastilah bukan hal buruk. Paling tidak saat ini saja. Besok urusan nanti. Kalian boleh menganggap ini pemikiran yang sederhana dan begitu polos.

Baru beberapa bulan berjalan, tibalah di penghujung tahun. Di sana terlihat jelas begitu banyak harapan dan kebahagiaan. Memang hal ini sudah terlalu sering diperbincangkan, namun demikian saat belum merasakan itu hanya sebatas angan-angan. Dan pada akhirnya tanpa mengerti apa-apa yang orang lain dapatkan juga di dapatkan.

Di sinipun tak ingin ambil pusing. Semacam satu keyakinan, jika yang lain dapat pastilah tidak akan ditinggalkan. Mungkin memang sudah seharusnya seperti itu.

Memasuki tahun kedua semakin terlihat jelas gambaran harapan. Bahkan telah melampaui harapan awal dalam keterpaksaan. Disini bisa dikatakan mulai menikmati proses. Bahkan harapan itu membuat enggan beranjak. Yang semula keterpaksaan berubah menjadi sebuah kebanggaan. Kebanggaan untuk diri sendiri serta untuk orang-orang yang berjasa dalam hidup. Siapa mereka? Kedua orang tua.

Tak terasa dua tahun telah berlalu dengan begitu cepat. Sampai tak sempat memperhatikan segala yang telah terjadi. Sebuah keputusan telah membuat semakin enggan beranjak untuk mencoba hal lain. Tentunya dengan penuh pertimbangan dan penuh ketakutan untuk mengambil resiko jika harus memulai lagi di tempat baru. Apalagi terlalu banyak hal lebih yang di dapatkan yang belum tentu akan di dapatkan di tempat lain. Walaupun apa yang di dapat sebenarnya tidak cuma-cuma, tapi melalui banyak proses yang panjang.

Hari-hari semakin cepat berganti, sedikit demi sedikit mulai mengerti arti dari sebuah proses dalam mewujudkan harapan-harapan itu.Tak bisa dipungkiri, setiap harapan harus diperjuangkan.

Tidak semua bisa dilaui sendiri. Banyak hal yang tentunya akan melibatkan orang banyak. Dan ketika ada banyak orang dengan harapan dan tujuan yang sama, maka harus ada yang mengkoordinirnya. Hal tersebut dapat melalui berbagai cara salah satunya melalui sebuah organisasi.

Di sinilah aku berpijak. Saat ini.

Penulis: Bowo Ariyanto

==========
Tulisan ini merupakan hasil praktek pelatihan menulis yang diselenggarakan PUK SPAMK FSPMI PT Musashi di Training Center FSPMI, dimana Bowo Ariyanto menjadi salah satu peserta. Jika organisasi (PUK/PC/KC) di wilayah anda membutuhkan jasa pelatihan menulis, hubungi redaksi KPonline pada email: koranperdjoeangan@gmail.com. Kami akan dengan senang hati untuk berbagi dan belajar bersama. Baca juga tulisan menarik lainnya dari Peserta Pelatihan Menulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Banyak ilmu yang didapat saat pembelajaran media baik fotografi,videografi,dan menulis
    Terima kasih bang kahar,bang iwan atas ilmu yang dibagi