Purwakarta, KPonline–Kadang kita pernah mendengar, penutupan sejumlah pabrik menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja dan masyarakat. Dan, berdasarkan analisis industri, penyebab utama dari penutupan ini bukanlah kenaikan upah buruh, melainkan ketidakmampuan pabrik dalam bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Sejumlah pengusaha mengakui bahwa perubahan tren pasar, inovasi teknologi, serta persaingan dengan produk impor menjadi faktor utama yang membuat produk mereka kurang diminati. Dimana, mereka sudah berusaha bertahan, tetapi permintaan menurun drastis. Karena produk dari luar negeri lebih murah dan lebih modern.
Sebagai contoh dan diberitakan sebelumnya oleh liputan 6, Selasa (7/5/2024). Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat menyampaikan lebih dari 200 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat ditutupnya pabrik sepatu Bata di daerah itu, PT Sepatu Bata Tbk.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi dari manajemen mengenai kondisi PT Sepatu Bata yang gulung tikar akibat sepi order.
Ia menyampaikan bahwa sebelum resmi ditutup, sekitar akhir Maret lalu, pihak perusahaan sepatu Bata melaporkan rencana penghentian produksi di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta.
Diantara alasannya, karena selama empat tahun terakhir, pabrik sepatu Bata ini mengalami kerugian akibat sepi order. “Pada awal Mei 2024, kami menerima laporan terjadinya PHK, karena perusahaannya tutup,” pungkasnya.
Menurut dia, akibat sepi order, PT Sepatu Bata melakukan PHK para karyawannya secara bertahap. Jumlah karyawannya yang terkena PHK sebanyak 233 orang.
“Pihak perusahaan telah melaporkan akan menyelesaikan seluruh hak-hak karyawannya yang di PHK, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata dia.
Dalam era globalisasi ini, daya saing menjadi kunci utama bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Tidak bisa hanya menyalahkan upah. Banyak perusahaan lain tetap bertahan meski upah naik karena mereka mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar.
Penutupan pabrik ini menjadi pelajaran penting bahwa persaingan pasar lebih berpengaruh dibandingkan sekadar faktor biaya tenaga kerja. Tanpa inovasi dan strategi bisnis yang tepat, perusahaan akan kesulitan bertahan di tengah persaingan global yang semakin ketat.



