Bekerja Bukan Untuk Menyerahkan Nyawa (Beberapa Tragedi Kecelakaan Kerja yang Menelan Korban Jiwa)

Jakarta,  KPonline – Kecelakaan kerja masih sering terjadi. Tentu saja, berita ini membuat kita miris. Marah.

Buruh datang ke tempat kerja bukan untuk menyerahkan nyawa. Mereka memiliki mimpi untuk hidup sejahtera. Bukan berakhir dengan kematian sia-sia.

Bacaan Lainnya

Tetapi faktanya, kecelakaan kerja masih sering terjadi. Berikut daftar beberapa diantaranya.

Kecelakaan Kerja di Bandung

Diberitakan pikiran-rakyat.com pada 19 Januari 2017, diduga akibat terpeleset saat hendak memasukan kain ke dalam mesin pengering pembuat kain, seorang karyawan PT Budi Agung Sentosa di Rancaekek Kabupaten Bandung, meninggal dengan kondisi mengenaskan. Korban bernama Andri Kurniawan (20) warga Kampung Cipasir Desa Linggar Kecamatan Rancaekek.

Kejadian nahas yang dialami korban itu terjadi pada Kamis, 19 Januari 2017, sekitar pukul 8.00. Sontak, rekan-rekan kerja korban pun terkejut dengan kejadian tersebut. Aktivitas pabrik yang terletak di Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek itu pun sempat terhenti.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, di pabrik pembuat kain tersebut korban bertugas sebagai operator mesin pengering kain. Sesaat sebelum kejadian, korban terlihat hendak memasukkan kain ke dalam mesin pengering kain yang sedang beroperasi otomatis.

Namun, nasib malang tak dapat diperkirakan. Saat korban hendak memasukkan kain ke dalam mesin, kaki korban terpeleset dan badannya pun terseret mesin. Korban meninggal akibat masuk ke dalam mesin spin.

Hal itu pun dibenarkan Kapolsek Rancaekek Agus Wahidin yang datang ke lokasi kejadian. “Dari keterangan saksi mata, korban diduga terpeleset saat akan memasukkan kain ke dalam mesin pengering kain,” ujarnya.

Menurut dia, kaki kanan korban terlepas dari bagian tubuhnya akibat kencangnya putaran mesin pengering. Sedangkan tubuhnya masuk ke dalam mesin dan terlilit kain yang akan dikeringkan.

Agus menambahkan, setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara yang dilakukan Tim Inafis Polres Bandung, kejadian ini murni kecelakaan kerja. Di lokasi kejadian, polisi memasang garis polisi.

“Jasad korban setelah berhasil dievakuasi langsung dibawa ke RSHS untuk dilakukan pemulasaran jenazah. Keluarga korban enggan dilakukan autopsi. Ini murni kecelakaan kerja,” tutur dia.

Kecelakaan Kerja di Jakarta

Diberitakan sp.beritasatu.com pada 19 Januari 2017, terjadi kecelakaan yang berakibat kerugian yang tak murah dan kehilangan nyawa. Kecelakaan dan kerugian itu patut diduga karena pekerja yang tak profesional dalam mengoperasikan RTGC.

Informasinya, pada Selasa (17/1) siang, kembali terjadi insiden jatuhnya komponen alat berat RTGC. Sebelumnya, pada bulan Desember 2016 yang lalu telah terjadi insiden pengusiran pegawai pelindo II yang menjadi operator RTGC di JICT oleh SP JICT. Operator tersebut diganti oleh operator outsource dari perusahaan bentukan Koperasi karyawan JICT. JICT sendiri adalah perusahaan patungan antara Pelindo II dan HPI.

Pada 19 Juli tahun lalu juga terjadi kecelakaan yang menewaskan karyawan alih daya JICT Supriyanto akibat tertabrak peti kemas saat melakukan kegiatan bongkar muat di dermaga.

Kecelakaan Kerja di Bogor

Dilaporkan beritasatu.com pada 27 Desember 2016, dua pekerja PT Aneka Tambang (Antam) Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor menjadi korban kecelakaan kerja saat berada di terowongan area penambangan emas Pongkor. Satu orang bernama Deni Anwar (30) dilaporkan meninggal dunia, dan Jaenudin (25) dalam perawatan rumah sakit.

Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Besar AM Dicky dalam keterangannya menuturkan, kejadian bermula ketika keduanya tengah kegiatan cooking/penutupan dengan cor semen di jalur penambangan sekitar pukul 10.00 WIB.

“Keduanya terjatuh di ketinggian sekitar 30 meter. Mendapat laporan tersebut, tim darurat PT Antam melakukan evakuasi dan berhasil mengeluarkan Jaenudin dalam keadaan kritis dan sudah ditangani rumah sakit. Sedangkan, Deni baru bisa dievakuasi sekitar pukul 19.00 dan ditemukan dalam kondisi meninggal,” kata Dicky, Selasa (27/12).

Diduga lubang berisi gas beracun, tiga tim darurat, Yoga, Dian, dan Agung juga mengalami pingsan. Namun demikian, kata Dicky, ketiganya sudah dalam keadaan baik dan sudah diperbolehkan pulang.

Saat ini, polisi, PT Antam dan dinas terkait tengah melakukan cek kejadian perkara untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut.

Sementara, Humas PT Antam, Pongkor Bagus Purbananda menambahkan, PT Antam sepenuhnya bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Ia pun menyebutkan, tim investigasi saat ini tengah melakukan observasi guna mengetahui penyebab kecelakaan tersebut.

“Bisa saja karena gas, tetapi kami tidak bisa memastikan. Ada orang engineer untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut,” katanya. Bagus juga memastikan, bahwa PT Antam tetap beroperasi seperti semula. “Hanya area kecelakaan saja yang ditutup sementara, selebihnya beroperasi seperti semula,” tambahnya.

Kecelakaan Kerja di Barito Selatan

Sementara itu, okezone.com pada 20 Januari 2017 memberitakan basib tragis yang menimpa buruh sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) bernama Kamani. Ia harus meregang nyawa setelah tertimpa tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang dipanennya di Blok 16, Kandau C, Desa Butong, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kamis sore kemarin.

Kapolsek Teweh Selatan, Iptu Jenal Mutakim mengatakan, ia mendapat laporan sekitar pukul 18.30 WIB. Korban meninggal bernama Kamani bin Katijan (42). Korban tewas akibat tertimpa TBS kelapa sawit.

“Diperkirakan berat tandan mencapai 30 kilogram yang jatuh dari ketinggian 8 meter yang menimpa kepala Kamani. korban tewas di TKP,” ungkap Kapolsek Jumat (20/1/2017).

Saat ditemukan posisi tubuh Kamani miring ke sebelah kanan dan dari kepalanya terus mengeluarkan darah.

Sementara itu korban langsung dibawa ke kamar mayat RSUD Muara Teweh. “Pagi ini dimakamkan,” pungkasnya.

Pos terkait