Sumpah Kelas Pekerja, Menggelegar di Depan Kejaksaan

Sumpah Kelas Pekerja, Menggelegar di Depan Kejaksaan

Jakarta, KPonline-Di bawah langit kelabu Jakarta, Jumat ini (28/2) bukan sekadar hari di kalender. Ia menjadi saksi dari langkah-langkah tegas, dari suara yang telah lama dipendam. Kelas pekerja turun ke jalan, bukan untuk meminta belas kasihan, tetapi untuk menuntut keadilan yang telah lama dicuri.

Mereka datang dari pabrik-pabrik yang memerah keringat. Mereka adalah tulang punggung negeri, kaum buruh yang menghidupi republik ini dengan kerja keras. Namun, tangan-tangan kotor telah merampas hak mereka, membuat kesejahteraan buruh jadi ilusi di tengah kerakusan yang tak berbatas.

Bacaan Lainnya

Di depan Kejaksaan Agung Republik Indonesia, suara mereka menggelegar:

“Hukum seumur hidup koruptor Pertamina Patra Niaga! Oplosan pertalite menjadi pertamax bukan sekadar tipu-tipu, ini pengkhianatan terhadap rakyat!”

Mereka menuntut:

“Adili perampok Jiwasraya! Dirjen Anggaran Kemenkeu harus membayar kejahatannya dengan penjara seumur hidup. Ia bukan sekadar mencuri uang, ia mencuri harapan!”

Mereka berteriak:

“Tangkap koruptor pagar laut! ATR-BPN, KKP, Kemenko Perekonomian, semua yang terlibat harus menerima hukuman seberat-beratnya. Jangan biarkan laut yang mestinya menjaga negeri malah jadi ladang bancakan!”

Suara mereka bergemuruh seperti ombak yang tak bisa dihentikan. Ini bukan sekadar unjuk rasa. Ini sumpah, sumpah kelas pekerja yang muak melihat uang mereka dipakai untuk kemewahan segelintir orang. Sumpah untuk melawan, karena diam adalah pengkhianatan.

Dan Jumat ini, di bawah terik mentari, mereka membuktikan bahwa rakyat tidak bisa terus dibungkam. Sebab keadilan bukan hadiah, ia harus diperjuangkan.

Foto: Budi & Tendy (MP Nasional)

Pos terkait