Suara yang Berbicara untuk Kelas Pekerja

Oleh: Kahar S. Cahyono

Di balik kabut hujan yang lembut dan cahaya remang kafe yang merangkul kami semua, seperti biasa siang itu kami kembali bertemu. Ini adalah rapat PIJAR. Perhimpunan Jurnalis Rakyat, organisasi sayap dari Partai Buruh.

Kami berkumpul dengan tujuan yang jelas: memastikan bahwa suara dari dalam pabrik, lorong-lorong pasar, di tengah sawah ladang pertanian, dan celah-celah perkantoran tidak hanya terdengar, tapi bergema di udara.

Hari-hari kami menulis, melukis poster, mengedit video, kami menyempatkan berkumpul. Bukan saja sebagai teman, tapi sebagai sekutu dalam perjuangan. Di antara cangkir-cangkir kopi yang mengepul, kami berbagi cerita dan tawa. Berbagi mimpi, harapan, dan rencana. Ada sesuatu yang ajaib tentang pertemuan itu – bagaimana setiap usulan dan argumen terasa ringan, meski membawa bobot harapan.

Kami, para pemimpi ini, tidak hanya memiliki keinginan untuk melihat perubahan; kami adalah tenaga yang bekerja keras untuk mewujudkannya. Di setiap wajah yang hadir, saya bisa melihat cahaya yang sama: tekad yang membara untuk tidak hanya menjadi saksi sejarah, tapi menjadi pembuat sejarah itu sendiri.

Kami menyadari bahwa jalan yang kami tempuh tidaklah mudah. Ada rintangan, kesalahpahaman, bahkan mungkin kegagalan. Namun, dalam setiap percakapan, dalam setiap diskusi, kami menemukan kekuatan – kekuatan untuk terus melangkah, kekuatan untuk terus berjuang.

PIJAR bukan hanya menjalankan tugas sebagai penyebar kabar; tetapi juga menjadi mulut bagi mereka yang tak bisa berbicara. Kami ingin menjadi mata yang melihat, telinga yang mendengar, dan suara yang berbicara untuk kelas pekerja.

Kami berjanji untuk terus menyuarakan hak dan kepentingan kelas pekerja, karena dalam setiap lini produksi dan setiap tetes keringat pekerja, ada cerita yang perlu diceritakan.

Perlahan, kami juga mengukir janji di hati masing-masing, bahwa setiap kata yang kami tulis, setiap cerita yang kami ungkap, akan menjadi alat untuk memajukan hak-hak kelas pekerja. Tidak hanya menyaksikan perubahan; kami akan menjadi agen perubahan itu.

Dalam kehangatan persahabatan, kami membentuk langkah kaki yang tak kenal henti. Kami bersumpah untuk terus berjalan, terus berjuang, dan terus bercerita. Karena setiap langkah kami adalah cerita tentang perjuangan, tentang keberanian, dan tentu saja, tentang harapan.

Untuk Partai Buruh, untuk kelas pekerja, untuk Indonesia, PIJAR akan terus bersinar, menyuarakan keadilan, memperjuangkan hak, dan membawa cahaya ke tempat-tempat yang selama ini terlupakan oleh keadilan.

Dan begitulah, dalam kehangatan persahabatan dan dentingan gelas, langkah kami yang tak kenal henti menjadi simbol perjuangan yang tak pernah surut. Kami akan terus menyala, menyinari jalan bagi kelas pekerja, demi apa yang kami sebut sebagai negara sejahtera.

Kahar S. Cahyono, Wakil Presiden FSPMI, KSPI, dan Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh