Rindu, Pulang, dan Angkringan

Bekasi, KPonline – Buruh yang bekerja di wilayah Jabodetabek banyak yang berasal dari luar daerah. Mereka adalah para perantau yang rela meninggalkan kampung halaman. Meninggalkan orang tua, keluarga, kerabat dan saudara, demi pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Namun ada hal yang sangat di tunggu oleh mereka yang bekerja di luar daerah, yaitu pulang kampung. Setiap hari raya Idul Fitri, berbondong – bondong mudik ke kampung. Ada yang naik kereta, bus, bahkan sepeda motor. Tidak hanya Idul Fitri,  momen Idul Adha yang jatuh di hari jumat, 1 september 2017 pun ada yang memanfaatkannya untuk pulang.

Idul Adha atau hari raya kurban kali ini bertepatan dengan hari Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu juga libur. Maka tidak heran jika buruh perantauan merasa punya kesempatan untuk pulang bertemu keluarga. Termasuk saya sendiri.

Kampung saya tepatnya di Yogyakarta, berjarak kurang lebih 600 km dari Bekasi. Sejak libur lebaran kemarin saya tidak pulang kampung, ada perasaan rindu dengan keluarga. Bukan hanya keluarga, tapi juga ada sesuatu yang membuat saya ingin pulang. Yaitu makan di angkringan.

Angkringan adalah warung kecil yang menjajakan nasi kucing, susu jahe, sate usus, gorengan, bahkan kopi yang di campur arang. Di Jogja biasanya di sebut kopi jos. Harganya pun tidak semahal angkringan di Bekasi.

Rindu, pulang dan angkringan.

Memanfaatkan jatah cuti yang masih tersisa, pada Rabu, 30 September 2017 jam 4 sore saya bergegas menuju stasiun Gambir. Jadwal keberangkatan kereta jam 20.45.

Sengaja saya berangkat lebih awal dari rumah untuk menghindari kemacetan di jalan tol Cikampek. Benar saja, sore itu macet cukup parah akibat proyek infrastruktur yang sedang di bangun pemerintah. Seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi dampak proyek seperti ini.

Jarak Cikarang – stasiun Gambir kurang lebih di tempuh dengan waktu 1,5 jm waktu normal. Tapi hari itu dengan menumpang angkutan online, 4 jam perjalanan saya baru tiba di stasiun.

Dengan menumpang kereta api Taksaka malam yang sudah saya pesan sebelumnya, saya pun berangkat menuju Yogyakarta. Hari itu saya berangkat sendiri, terkadang ada juga kawan yang ikut untuk sekalian berlibur.

Jogja memang terkenal dengan wisatanya yang menarik. Ada banyak sekali tempat wisata baik alam, kota, desa maupun sejarah yang bisa di kunjungi untuk melepas penat selama bekerja di pabrik.

Wilayah Yogyakarta terbagi menjadi 4 Kabupaten dan 1 kotamadya. Yogyakarta juga mempunyai kepala pemerintahan seorang raja yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X. Masyarakat Jogja biasa memanggil Ngarso Dalem.

Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang tidak ada pilkada untuk memilih gubernur dan wakil gubernur. Di pusat kota Jogja sendiri punya tempat wisata yang ramai sekali saat liburan tiba. Malioboro, nama jalan yang sangat terkenal di Jogja.

Berada di selatan stasiun Tugu yang menjadi pusat perbelanjaan. Berbagai macam pakaian batik, kaos dagadu dan pernak pernik unik tersedia di sini.

Yang tak kalah menarik adalah kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kraton Jogja merupakan warisan sejarah dari kerajaan Mataram yang terbagi menjadi 2, berdasarkan perjanjian Giyanti yang di prakarsai oleh VOC (tahun 1755) untuk meredam konflik keluarga keraton akibat sama-sama ingin menjadi penguasa Mataram.

Bangunannya pun masih berdiri tegak hingga kini. Secara geografis kraton Jogja berada tepat di tengah tengah pusat wilayah Yogyakarta. Jika di tarik garis lurus maka akan bertemu dengan gunung merapi di wilayah utara, dan pantai parangkusumo di wilayah selatan dan tugu pal (tugu jogja) menjadi pusatnya.

Garis ini dalam keyakinan masyarakat Jogja biasa disebut garis imajiner. Tugu pal Jogja sendiri melambangkan “manunggaling kawulo gusti” atau bersatu nya raja dan rakyat. Sedangkan kraton Jogja melambangkan keseimbangan dan keharmonisan antara 2 unsur yaitu api di lambangkan dengan gunung merapi dan air yang di lambangkan dengan pantai selatan.

Dalam keyakinan masyarakat Jogja, pantai Selatan juga menjadi simbol garis horizontal yaitu hubungan antara manusia dengan manusia yang lain. Gunung Merapi simbol hubungan antara pemimpin dengan sang pencipta. Puncak kawah gunung merapi yang tersumbat material vulkanik mengakibatkan letusan, oleh masyarakat Jawa diartikan bahwa suara rakyat harus di dengar oleh pemimpin,  tidak boleh tersumbat. Jika tidak di dengar maka akan terjadi gejolak atau revolusi.

Keberadaan kraton harus bisa menjadi penyeimbang keduanya. Di dalam bangunan kraton sendiri ada banyak sekali benda bersejarah yang masih terus di jaga kelestariannya.

Menuju arah tenggara kota Jogja, maka akan masuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Di Gunung Kidul ada tempat wisata goa Pindul, goa Kalisuci, goa Jomblang, Gunung Api Purbakala glanggeran dan lain lain.

Kabupaten yang mempunyai makanan khas thiwul dan walang goreng ini juga punya banyak sekali destinasi wisata pantai. Jika menuju selatan dari pusat kota Jogja, maka akan memasuki wilayah Kabupaten Bantul.

Di wilayah Kabupaten Bantul pun juga sama. Punya banyak sekali tempat tujuan wisata. Parangtritis, Warangkusumo, Puncak Becici, Kebun Buah Mangunan, hutan pinus Imogiri adalah beberapa tempat yang bisa di kunjungi.

Kabupaten yang berbatasan langsung dengan pantai selatan ini juga punya tempat wisata sejarah. Goa Selarong, tempat dimana zaman dahulu Pangeran Diponegoro menyusun kekuatan untuk melawan penjajah Belanda.

Bantul juga punya makanan khas, yaitu geplak. Makanan yang terbuat dari parutan kelapa di campur dengan gula. Ada juga sate klathak, sate kambing yang unik karena tusukannya di buat dari besi yang menyerupai jeruji sepeda.

Beberapa waktu yang lalu sate klathak sempat ngehits, karena di salah satu tempat jualan sate klathak pak Bari di jadikan lokasi syuting Ada Apa Dengan Cinta 2.

Bergeser ke arah barat, ada Kabupaten Kulon Progo. Di wilayah kabupaten yang punya makanan khas geblek ini juga banyak tempat wisata. Ada wisata alam kalibiru, puncak Dwipowono, puncak Suroloyo, waduk Sermo, air terjun Kedung Pedut, curug Kembang Soka dan beberapa pantai yang layak untuk di jadikan kunjungan wisata.

Kemudian di wilayah utara Jogja, yaitu kawasan wisata kaliurang yang berhawa sejuk. Kaliurang termasuk wilayah Kabupaten Sleman. Berbatasan langsung dengan gunung Merapi di wilayah utara. Gunung yang pernah meletus dan menewaskan sang juru kunci mbah Marijan ini masih aktif hingga sekarang.

Tanpa terasa kereta api pun tiba di stasiun Tugu Yogyakarta tepat pukul 04.00 pagi. Saya pun masih harus melanjutkan perjalanan dengan bus umum, karena dari stasiun Yogyakarta menuju rumah lumayan jauh.

Selamat hari raya Idul Adha. Selamat berlibur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *