Jakarta, KPonline – Namanya cukup pendek. Mundiah. Namun kiprahnya di dalam gerakan serikat pekerja dan pengabdiannya untuk masyarakat tak sependek namanya.
Sejak tahun 1992 hingga saat ini, ia aktif bekerja di PT PEMI. Perusahaan ini terletak di Balaraja, Tangerang.
Tidak sekedar bekerja, Mundiah juga aktif dalam organisasi. Tahun 2005, ketika Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) berdiri di PT PEMI, ia ikut bergabung. Saat itu, ia menjadi satu-satunya perempuan yang aktif di dalam kepengurusan.
Sadar bahwa pekerja di PT PEMI mayoritas adalah perempuan, dia mengajak kawan-kawan yang lain untuk aktif di dalam serikat pekerja. Kegigihannya membuahkan hasil. Perlahan mulai banyak buruh perempuan FSPMI yang aktif di dalam serikat pekerja.
Bagi Mundiah, suara perempuan harus didengar. Untuk itu, perempuan harus aktif terlibat dalam kerja-kerja organisasi. Sebab jika perempuan itu tidak sendiri tidak menyuarakan apa yang menjadi aspirasinya, maka selamanya perempuan akan tersisihkan.
“Ada hal-hal tertentu dari perempuan yang tidak akan pernah bisa dipahami oleh laki-laki. Karena itu, perempuan tidak boleh diam. Harus aktif memperjuangkan hak-hak dan kepentingannya,” tegas Mundiah.
Karena kegigihannya, tidak heran jika ia mendapatkan amanah yang begitu berat dari organisasi. Saat ini, Mundiah menjabat sebagai Wakil Ketua PUK SPAMK FSPMI PT PEMI WH – AW. Selain itu, ia juga aktif sebagai Vice Presiden DPP FSPMI Bidang Perempuan dan Bendahara Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Atas kiprahnya selama ini, tidak berlebihan jika kemudian FSPMI – KSPI merekomendasikan Mundiah maju sebagai calon anggota legislatif di Kota Serang, Provinsi Banten. Mundiah akan maju dalam Pileg 2019 untuk DPRD Kota Serang.
Kelak ketika Mundiah terpilih sebagai wakil rakyat, diharapkan Mundiah bisa mewarnai legislatif dengan isu-isu perempuan. Menjadikan hak dan kepentingan buruh perempuan tidak terpinggirkan dalam pengambilan keputusan.
Baca artikel lain tentang MUNDIAH
