Marsinah: Mengingat Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Marsinah: Mengingat Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Hari ini, 8 Mei 2025, adalah hari yang tidak hanya menjadi peringatan bagi kita semua tentang kebrutalan yang pernah terjadi, tetapi juga tentang perjuangan dan keberanian seorang perempuan yang hingga kini kisahnya terus menginspirasi. Marsinah, seorang buruh perempuan yang tewas dengan tragis pada 1993, bukan sekadar korban, melainkan simbol dari segala penderitaan dan perlawanan kaum buruh yang tertindas.

Marsinah adalah contoh nyata dari ketidakadilan yang terjadi di negeri ini. Dalam keterbatasan akses dan kekuasaan, ia berjuang untuk hak-hak dasar kaum buruh, hak untuk mendapatkan upah yang layak, hak untuk hidup dengan martabat. Namun, yang ia dapatkan bukanlah penghargaan atau keberhasilan, melainkan penghianatan yang mengerikan. Pembunuhan Marsinah bukan hanya kehilangan satu nyawa, tetapi juga simbol dari sistem yang terus menekan mereka yang paling lemah, mereka yang paling membutuhkan suara.

Pada 8 Mei 1993, Marsinah ditemukan tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Pembunuhannya sampai saat ini masih menjadi misteri yang tidak terungkap sepenuhnya, namun yang jelas, peristiwa itu menandakan bahwa kaum buruh, khususnya perempuan, sering kali diperlakukan tanpa empati dalam sistem sosial dan politik yang mengabaikan mereka.

Hari ini, kita merenungkan Marsinah bukan hanya untuk mengenang nasib tragis yang menimpanya, tetapi juga untuk menyadari bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan harus terus hidup. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: apakah sudah cukup perjuangan yang telah kita lakukan untuk memperbaiki nasib mereka yang terpinggirkan? Apakah kita masih membiarkan sistem yang menindas kaum buruh, terutama perempuan, untuk terus berjalan tanpa pertanggungjawaban?

Marsinah adalah contoh dari keberanian yang tak pernah padam. Ia adalah simbol perjuangan yang tidak hanya terbatas pada masa lalu, tetapi juga untuk masa depan. Meskipun ia tidak lagi ada, semangat dan pesan yang ia tinggalkan hidup dalam setiap langkah kita yang terus memperjuangkan hak-hak buruh, keadilan sosial, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Mari kita peringati 8 Mei bukan hanya sebagai hari mengenang Marsinah, tetapi sebagai hari untuk mengingatkan diri kita akan tanggung jawab kita terhadap perjuangan yang belum selesai. Untuk Marsinah, untuk setiap buruh yang tertindas, untuk setiap perempuan yang berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Jangan biarkan perjuangan mereka sia-sia, dan jangan biarkan keadilan terbungkam begitu saja.