Australia, KPonline – Dalam sebuah kemenangan yang mempertegas kekuatannya, Anthony Albanese kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Australia. Kemenangan ini bukan hanya cerminan kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Albanese, tetapi juga menjadi bukti nyata betapa solidnya dominasi Partai Buruh di lanskap politik negeri kanguru.
Pemilihan umum (2025) kali ini menjadi sorotan dunia, dimana Anthony Albanese akhirnya menjadi Perdana Menteri Australia pertama yang memenangkan masa jabatan tiga tahun berturut-turut kedua dalam dua dekade, setelah Partai Buruh memenangkan pemilihan umum.
Kemenangan ini pun menggambarkan kuatnya cengkraman Partai Buruh di Australia. Partai Buruh pimpinan Albanese untuk meraih mayoritas suara untuk parlemen. Sementara itu, Peter Dutton, pemimpin Partai Liberal yang konservatif, telah mengakui kekalahannya.
Hingga Minggu (4/5), Partai Buruh telah memenangkan 86 kursi di DPR. Artinya Partai Buruh dengan mudah melampaui ambang batas 76 kursi yang dibutuhkan untuk mencapai mayoritas. Sedangkan, pesaing Partai Buruh, yaitu Partai Liberal hanya memperoleh 39 kursi.
Dalam pidato kemenangannya, Albanese mengatakan bahwa rakyat Australia telah memilih “nilai-nilai Australia”. “Demi keadilan, aspirasi, dan kesempatan bagi semua,” katanya di tengah sorak sorai. “Di masa ketidakpastian global ini, rakyat Australia telah memilih optimisme dan tekad”.
Kemudian, menurutnya, “Ini adalah kemenangan untuk seluruh rakyat Australia,” ucap Albanese dalam pidato kemenangannya di hadapan para pendukung yang bersorak riang. “Kita akan terus membangun masa depan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan untuk semua”.
Kemenangan Albanese adalah sebuah isyarat dominasi Partai Buruh sebagai kekuatan politik utama di Australia saat ini. Dengan basis dukungan yang meluas di berbagai negara bagian, Partai Buruh tidak hanya berhasil mempertahankan kepercayaan publik, tetapi juga menunjukkan konsistensi dalam menyuarakan kepentingan rakyat pekerja dan kelas menengah.
Para pengamat menilai terpilihnya kembali Albanese sebagai indikasi bahwa rakyat menginginkan stabilitas dan kesinambungan dalam arah kebijakan nasional. Di tengah ketidakpastian global, kepemimpinan yang visioner dan berorientasi pada rakyat menjadi kunci, dan Albanese tampaknya telah menjawab tantangan tersebut dengan meyakinkan.
Dengan mandat baru yang kembali lagi diberikan kepadanya, Albanese kini dihadapkan pada tugas besar untuk mewujudkan visi jangka panjang Australia yang lebih maju, adil, dan berdaya saing di kancah internasional.



