Kopi Djuned, Bukan Sekedar Tempat Ngopi

Ungaran,KPonline – Mengambil konsep liburan kerumah Nenek kopi Djuned hadir dengan warna beda tidak hanya sekedar tempat ngopi dan nongkrong Muhammad Rifky pemilik kedai berharap kedai yang ia resmi buka pada tahun 2018 ini menjadi tempat yang dapat mengantarkan pelanggan dan penikmat kopi bernostalgia bersama keluarga dan berasa dirumah mereka sendiri. Sambil menikmati kopi bersama orang orang terdekat dan keluarga dengan penuh nuansa kehangatan. Klepu, Kabupaten Semarang. Selasa, 8 September 2018

Nama Kopi Djuned sendiri diambil dari pemilik rumah atau kakeknya yang bernama Djunaidi dan resmi dijadikan kedai dan dibuka untuk umum pada bulan februari 2018. Selain mengambil dan mengabadikan nama kakeknya sebagai nama kedai kopi pemuda kelahiran 20 februari 1994 ini ingin megembalikan rumah ini pada masa hidup kakeknya yaitu sebagai tempat perniagaan yang diketahui kakeknya sebagai pedagang rempah rempah dan hasil bumi lainnya. filosofi lain ialah pihaknya berharap setiap penikmat kopi dan pengunjung dapat merasakan nuansa kehangatan sebuah keluarga dan liburan kerumah nenek sambil menikmati secangkir kopi

Kedai kopi yang berlokasi di tengah tengah kawasan industri pada karya di kabupaten semarang ini memiliki usia yang sangat tua diperkirakan dibangun antara 1961 sampai 1965. Rifky panggilan akrabnya juga menambahkan sebelum pihaknya memutuskan menjadikan kedai kopi rumah ini pernah dikosongkan selama 45 tahun

“Terkait bangunan rumah atau tempat ini sendiri cukup tua dibangun sekitar tahun tahun 1961-1965 merujuk pada usia pernikahan kakek saya dan mjlai menempati bangunan rumah ini dengan kondisi rumah baru kemudian sebelum saya memutuskan menjadikan rumah ini sebagai kedai kopi rumah ini sendiri pernah dikosongkan atau tidak dihuni oleh keluarga saya sekitar 45 tahun mulai dari tahun 1973 sampai 2018 dimana dalam tahun itu bangunan peninggalan kakek ini hanya digunakan sebagai tempat lumbung padi dan menyimpan hasil bumi lainya” Tambahnya

Selain menawarkan daya tarik kehangatan sebuah rumah kakek dengan bangunan rumah tua joglo limasan khas orang jawa itu kopi Djuned juga menawarkan minuman khas dari rempah rempah diantaranya wedang jahe, wedang uwuh tentunya dengan makanan dan cemilan khas hasil bumi ala ala pedesaan. Selain mendorong sajian untuk memperkuat konsep kedai Ia berharap rempah rempah menjadi bagian identitas dari kopi djuned sebagai sumber alamat kedai

Kendati menjadikan kopi sebagai salah salah komoditi pendapatan rifky juga mengungkapkan bahwa kopi djuned bukan money oriented yang melulu bicara bisnis bicara uang tetapi ia membangun konsep bahwa yang berada dibawah atap tempatnya adalah keluarga yang sama dijaga dan dirawat

“Bahwa kopi djuned adalah perniagaan dalam konteks ini kopi tetapi saya tidak melulu menjadikan tempat ini sebagai tempat bisnis yang berorintasi pada uang dan melulu bicara untung dan rugi tetapi bagi saya yang terpenting adalah orang orang yang berada dirumah ini adalah keluarga yang saling menjaga dan merawat bukan hanya berapa omset dan inkam yang masuk tetapi sebuah kehangatan keluarga yang kita capai dengan adanya kopi djuned. Masalah inkam dan pendapatan saya anggap itu hanya bonus” tandasnya

“Berawal dari 2 orang bersama saudara saya kopi djuned kini sudah menjadi 4 orang yang hadir dan membersamai tempat ini seiring itupula tempat ini kini menjadi ramai dan mendapatkan hati tersendiri bagi pelanggan termasuk beberapa tujuan awal kopi djuned berada. bukan hanya tempat ngopi tetapi menjadi rumah yang dapat menampung siapapun mereka dan alhamdulilah beberapa hal sudah terjadi diantaranya menjadi tempat literasi dan diskusi juga menjadi wadah temen temen yang mempunyai potensi di bidang seni diantarnya musisi lokal kabupaten semarang kita kasih ruang untuk menyalurkan bakat dan potensi juga acara acara literasi yang sama sama membangun untuk berkembang melalui kopi djuned” Pungkas Rifky

{Nkh}