Bandung, Kponline – Di tengah maraknya informasi penyebaran virus Covid 19, di tengah liburnya proses belajar mengajar, di tengah para pejabat dan beberapa instansi pemerintahan serta perusahaan Negara membatasi kegiatan kerja kantornya, kami pekerja/buruh di pabrik-pabrik masih tetap bekerja seperti biasa.
Mewakili suara kaum pekerja/buruh pabrik, kami meminta perhatian para pemerintah, agar segera membantu perusahaan-perusahaan untuk melakukan langkah-langkah preventif berupa alat medis yang di pergunakan langsung di masing-masing perusahaan atau bentuk lain, bahkan jika memungkinkan di tugaskan dokter satu perusahaan satu orang sebagai upaya pencegahan dan untuk tes kesehatan karyawan setiap hari.
Demi Negara, kami memberanikan diri untuk memutuskan tetap bekerja, setiap hari keluar rumah untuk berangkat ke tempat kerja, meskipun kami berani sebagai manusia biasa rasa khawatir dan kecemasan terhadap ancaman tertularnya virus covid 19, itu tak bisa kami kesampingkan, walaupun di tempat kerja kami sebagian telah melakukan langkah-langkah kongkrit seperti tes suhu tubuh pada saat akan masuk area perusahaan, cuci tangan sebelum dan sesudah scan in dan out, namun hal itu kami rasa masih belum cukup.
Dengan hal demikian, maka kami pun meminta kepada pemerintah, DPR RI beserta pejabat Daerah, jangan coba – coba untuk memuluskan di sahkan atau di berlakukannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja, jika itu di paksakan, maka sama saja tidak menghargai kami yang hingga saat ini tetap berjuang bekerja mati-matian pagi, siang, malam hari bahkan hari libur pun kami kadang bekerja lembur tak ada liburnya.
Ingat suara kami adalah suara hati yang sebenarnya, sangat jauh dari suara yang terkesan dibuat-buat atau mengada-ada. Kami pekerja/buruh setidaknya telah turut berkontribusi kepada Negara dan Bangsa, karena kami adalah warga negara yang baik dan taat kepada aturan yang berlaku, maka jangan perlakukan kami dengan ganasnya RUU Omnibus Law Cipta Kerja, seperti ganasnya Virus Covid 19 atau Virus Corona.
(Drey)
