Sidoarjo , KPonline – Dalam sebuah obrolan di Podcast Pojok Warkop pada Sabtu 26 Maret 2022 yang lalu ,Pengurus DPW FSPMI Jawa Timur Ardian Safendra mengatakan bahwa dalam satu bulan mendatang FSPMI akan tetap memperingati Hari Buruh .
Lebih lanjut pria berkacamata ini menyampaikan bahwa ” Kami juga memilih kalimat Peringatan Hari Buruh sebagai nama untuk 1 Mei ,bukan menggunakan istilah Mayday “.
Alasan adalah agar lebih mengena bagi kaum buruh di Indonesia,bila kita mau mencari tahu bagaimana peran Buruh di era perjuangan 1945 kita akan mengetahui bahwa Kaum buruh pada waktu itu juga memiliki peran besar bagi Kemerdekaan Indonesia.
Dengan adanya Persatuan kaum buruh yang diawali dari para pekerja Kereta Api yang kemudian berjejaring dengan kaum buruh Internasional membuat buruh buruh yang ada di Belanda dan negara negara sekutu memilih tidak mau jadi juru angkut perlengkapan perang yang akan digunakan untuk menyerang Indonesia,sehingga sebagian perlengkapan perang tidak bisa dibawa.
Hingga saat inipun ,seluruh elemen membutuhkan yang namanya kaum buruh,mulai Pertanian,pembangunan,Pendidikan dan lain lain ,bahkan ada istilah yang mengatakan bahwa jika ide di lahirkan oleh para ahli maka akan diselesaikan oleh kaum buruh.
Maka penyebutan Hari Buruh akan bisa menjadi pemantik spirit Kelas Pekerja / Kelas Buruh yang telah lama hilang atau dihilangkan.
Kaum Buruh harus bangga dan tidak boleh amenundukkan kepala dihadapan kaum Borjuis karena diantara keduanya.
Jumlah Kelas Pekerja jauh lebih besar dibanding kelas Borjuis ,dinegara Demokrasi ini jika kaum buruh mau bersatu dan melahirkan wakil wakil rakyat dari kalangan sendiri seharusnya mampu menjadikan masyarakat kecil yang sejahtera.
Kaum Buruh akan diperhitungkan oleh Politik bila mau ” bersatu ” bukan ” tidak bersatu satu”,maka sekali lagi 1 Mei akan kami sebut sebagai Peringatan Hari Buruh.
Pungkas Ardian Safendra.
(Khoirul Anam)
