Bayar Buruh Murah, Rip Curl tunai kecaman

1726037ripcurl780x390
Pyongyang,KPOnline
– Label busana asal Australia, Rip Curl, menuai kecaman setelah tempat produksi pakaian gunung edisi tahun 2015 mereka dibongkar oleh Fairfax Media.

Investigasi tersebut menguak bahwa koleksi busana olahraga untuk mendaki gunung buatan Rip Curl di salah satu pabrik dekat ibu kota Korea Utara, Pyongyang Taedonggang Factory, memiliki kondisi yang parah, dan buruh dibayar dengan upah di bawah level minimum.

Bacaan Lainnya

“Para pekerja dibayar tidak layak dan kadang dibayar dengan bentuk kupon makan agar dapat ditukar dengan beras, jagung, dan jumlah uang yang sangat sedikit,” tulis Anjaly Thomas, penulis yang berkunjung ke pabrik Rip Curl tersebut seperti di kutip dari kompas.com

Anehnya, di label busana gunung Rip Curl terdapat keterangan “Made in China”, bukan Korea Utara.

Pihak Rip Curl, Tony Roberts selaku Chief Financial Officer, menyatakan, “Kami peduli dengan isu ini, yang berhubungan dengan lini busana pendaki gunung untuk musim dingin 2015. Kami baru sadar setelah produksi selesai dan dikirim ke konsumen ritel kami.”

“Kasus ini adalah kasus pemasok yang mengalihkan bagian dari pesanan produksi mereka ke subkontraktor yang tidak sah di pabrik dan negara yang tidak sah, tanpa sepengetahuan atau persetujuan kami. Ini jelas melanggar ketentuan pemasok dan kebijakan kami. Kami tidak menyetujui atau memberi kuasa atas produksi Rip Curl di Korea Utara,” urainya.

Adapun Oxfam Australia, organisasi nirlaba yang berfokus menanggulangi bencana dan advokasi, menyebutkan bahwa tidak ada alasan bagi pihak Rip Curl untuk tidak mencari tahu pabrik pemasok mereka.

“Perusahaan bertanggung jawab dengan hak asasi manusia pada bisnis mereka. Tak hanya secara moral, tetapi juga aturan dari PBB mengenai tanggung jawab bisnis yang berhubungan dengan hak asasi manusia,” ujar Dr Helen Szoke dari Oxfam Australia

Pos terkait