Akuisasi Twitter, Elon Musk PHK Sejumlah Petinggi Perusahaan

USA,KPonline – Para pekerja di Twitter baru-baru ini melayangkan surat terbuka kepada Elon Musk sebagai bentuk protes terkait wacana akuisisi.

Dalam surat tersebut, mereka berupaya melindungi diri dari potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang semakin santer terdengar.

Mengutip Time pada 26 Oktober 2022, miliarder sekaligus pemilik Tesla dan SpaceX itu mengatakan bahwa ia dapat memberhentikan sebanyak 75 persen karyawan Twitter setelah menyelesaikan proses akuisisinya. Dari sekitar 7.500 karyawan, akan tinggal menjadi hanya 2.000 karyawan saja.

Angka tersebut bisa jadi merupakan jumlah PHK terbesar. Di sisi lain, Musk mempunyai tenggat waktu hingga akhir pekan, tepatnya Jumat, 28 Oktober untuk menutup kesepakatan dengan perusahaan tersebut demi menghindari kasus dibawa ke Pengadilan Negeri Delaware.

Selain wacana PHK, dalam surat tersebut disebutkan bahwa manuver yang dilakukan Elon Musk ini sangat ceroboh, merusak kepercayaan pengguna dan pelanggan Twitter, serta menjadi tindakan intimidasi ke pekerja secara terbuka.

Lebih lanjut, para pekerja juga menuntut agar Elon Musk berkomitmen untuk mempertahankan jumlah karyawan di Twitter saat ini, kalaupun nantinya proses pengambilalihan perusahaan berhasil.

Selain itu, mereka juga menuntut untuk tidak adanya diskriminasi karyawan berdasarkan keyakinan mereka serta berkomitmen pada kebijakan pesangon yang adil dan lebih banyak komunikasi tentang kondisi kerja.

Sementara itu Elon Musk langsung membuat gebrakan dengan melakukan perombakan pimpinan setelah resmi membeli Twitter senilai US$44 miliar atau Rp683 triliun hari ini, Jumat (28/10/2022).

Setelah mengambil kendali Twitter, Elon langsung merombak jajaran pimpinan media sosial ini. Di antara posisi yang dirombak termasuk Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal, Head of Legal Vijaya Gadde, Chief Financial Officer Ned Segal,dan penasihat umum Twitter Sean Edgett.

Rencana perombakan pimpinan ini sudah terbaca sejak lama. Hal ini terlihat dari pesan teks yang diungkapkan selama gugatan yang menunjukkan bahwa Elon Musk dan Agrawal terlibat perselisihan di awal proses kesepakatan.

Elon Musk kemudian mengejek Agrawal karena sedang berlibur di Hawaii saat dia dan Twitter melakukan negosiasi awal. Upaya mantan CEO Twitter Jack Dorsey untuk menyatukan mereka kembali setelah pengumuman akuisisi malah berakhir dengan buruk.