Tuntut Pemerintah Turunkan Harga Kebutuhan, Partai Buruh dan Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan

Jakarta,KPonline – Dalam konferensi pers yang baru saja diselenggarakan pada Rabu (28/2)  Partai Buruh dengan tegas akan kembali turun ke jalan guna menyuarakan ketidakadilan. Di mana aksi tersebut akan dilakukan pada hari ini Kamis, 29 Februari 2024, di depan Istana Negara, Jakarta.

“Partai Buruh, bersama serikat organisasi di dalamnya, akan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara pada Kamis, 29 Februari 2024. Di mana aksi ini akan diikuti oleh ribuan massa, sekitar 1-2 ribu orang yang berasal dari Jabodetabek, Jawa Barat, Tangerang Raya, Serang dan Cilegon,” ujar Presiden Partai Buruh, Said Iqbal

Aksi tersebut tentunya dilakukan bukan dengan tanpa alasan. Said Iqbal pun menegaskan, bahwa turunnya ribuan massa tersebut sembari membawa 3 isu tuntutan utama.

“Kami akan turun ke jalan dengan membawa 3 tuntutan, yakni 1. Turunkan Harga Bahan Pokok, 2. Cabut Omnibus Law Cipta Kerja dan 3. Tegakkan Pemilu Bersih,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Said Iqbal pun menjelaskan, mengapa Partai Buruh harus turun ke jalan dan menjadi inisiator dalam gerakan melawan ketidakadilan. Di mana harga bahan pokok yang melambung tinggi namun tidak diimbangi dengan kenaikan upah yang memadai.

“Kenaikan harga-harga barang pokok, seperti beras, telur, dan barang pokok lainnya, tentu menyebabkan daya beli masyarakat berkurang hingga 30% lebih. Dan kondisi tersebut diperparah dengan kenaikan upah buruh yang hanya berkisar 2-4% saja.”

“Sehingga sudah dapat dipastikan, bahwa kenaikan upah tersebut tidak akan mencukupi atas kenaikan harga bahan pokok yang saat ini terjadi.”

Karenanya, Partai Buruh mendesak dengan keras, agar pemerintah bisa menurunkan harga barang pokok dengan segera. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Bulan Suci Ramadhan, sehingga kenaikan harga bahan pokok akan semakin liar dan tak terkendali.

“Karena itu, kita meminta agar pemerintah segera menurunkan harga-harga bahan pokok, baik itu beras, telur dan barang sembako lainnya. Karena kalau tidak diturunkan, maka kenaikan harga jelang puasa akan semakin melambung tinggi dan tak terkendali.”

“Kenaikan harga beras bahkan tidak menguntungkan petani sama sekali, karena pemerintah akan mewacanakan kembali melakukan impor beras dari negara tetangga. Di mana uang rakyat justru hanya akan menguntungkan petani luar, sedangkan petani kita lah yang terkena dampak buruknya.”

Tak hanya itu, Said Iqbal juga menegaskan, bahwa dalam aksi esok tersebut, Partai Buruh akan terus konsisten dalam menyerukan penolakan terhadap UU Omnibus Lawan Cipta Kerja. Terlebih, Parpol yang kemungkinan besar masuk Parlemen dan merumuskan aturan dan kebijakan adalah Parpol pendukung Omnibus Law.

“Dengan melihat hasil Pemilu yang bertebaran hingga saat ini, maka dapat dipastikan, bahwa Parpol yang lolos Parlemen dan kemungkinan yang akan lolos adalah semua Parpol pendukung Omnibus Law Cipta Kerja.”

“Itu artinya, masa depan buruh tentu akan semakin suram. Dan semakin berat tentunya perjuangan buruh untuk mewujudkan kesejahteraannya.”

Sehingga, Said Iqbal mengimbau kepada Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) untuk segera dapat mengabulkan, Judicial Review (JR) yang dilayangkan oleh Partai Buruh dalam perjuangan menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

“Maka dari itu, Partai Buruh mendesak kepada MK, untuk segera mengabulkan JR tentang Omnibus Law yang diajukan oleh Partai Buruh,” pungkasnya.