Bekasi, KPonline – Setelah melakukan perundingan yang cukup panjang, akhirnya PUK SPL FSPMI dan Manajemen PT. Marsol Abadi Indonesia – PT. Taiyo Marsol Indonesia, Kamis (17/3/2022) lalu telah bersepakat terkait adanya struktur skala upah tahun 2022.
Tim perunding kenaikan upah 2022 serikat pekerja PUK SPL FSPMI PT. Marsol Abadi Indonesia – PT. Taiyo Marsol Indonesia terdiri dari 5 orang yaitu Suparjo (ketua tim), Yanto (sekretaris sekaligus juru bicara), Susilo, Wawan Gunawan dan Ubaidillah bin Abas (anggota).
Sementara tim perunding manajemen terdiri dari Rogers Purba, Yuswinarni, Totok Sularto, dan Marjulis.
Perundingan struktur skala upah tahun 2022 cukup panjang, pasalnya terbentur terhadap regulasi atau keputusan gubernur Jawa Barat yang tidak tegas terkait kenaikan upah 2022.
Yanto yang menjadi juru bicara tim perunding serikat pekerja SPL FSPMI PT. Marsol Abadi Indonesia – PT. Taiyo Marsol Indonesia secara tegas mengatakan bahwa akibat dari regulasi tersebut akhirnya perundingan upah di tahun 2022 alot dan penuh perdebatan.
“Selama 20 tahun menjadi tim perunding upah, baru di tahun 2022 ini saya berfikir ekstra keras, bukan saja regulasi namun kondisi perekonomian saat ini sedikit banyak berpengaruh terhadap ritme perundingan,” tutur Yanto.
Lebih lanjut ia mengatakan akhirnya bersepakat kenaikan upah di PT. Marsol Abadi Indonesia – PT. Taiyo Marsol Indonesia tahun 2022 berkisar 3,8% hingga 5% yang diterapkan dalam struktur skala upah (SSU).
Sementara ketua PUK SPL FSPMI PT. Marsol Abadi Indonesia – PT. Taiyo Marsol Indonesia Budi Lahmudi kepada media perdjoeangan, Rabu (23/3/2022) mengatakan dari upaya bersama dari mogok lembur kurang lebih 1 Minggu akhirnya ada nilai yang disepakati.
“Alhamdulillah berkat kekompakan kawan-kawan anggota mengikuti instruksi organisasi akhirnya kita bisa selesaikan kenaikan upah 2022 walaupun tidak memuaskan buat semuanya, tapi ini yang terbaik yang dapat kita putuskan,” ungkapnya. (Yanto)
Ikuti Whatsapp Channel Koranperdjoeangan.com
