Perjuangan Mewujudkan Negara Sejahtera Melampaui Ruang dan Waktu

Oleh: Kahar S. Cahyono

Partai Buruh memang tak memiliki banyak uang untuk melakukan serangan fajar atau membeli suara dengan iming-iming materi. Namun, kita memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga: cinta yang tak terukur. Cinta kepada rakyat, kepada keadilan, dan kepada cita-cita yang kita perjuangkan._

Partai Buruh adalah rumah bagi kelas pekerja, tempat dimana aspirasi dan harapan diperjuangkan, tempat setiap tetes keringat dan air mata menjadi bagian dari catatan sejarah perjuangan. Ini adalah perjuangan yang tak mengenal lelah, yang terus bergerak meski langit gelap dan badai menghadang.

Sebagai pejuang, kader Partai Buruh tak hanya bergerak di dalam lingkup parlemen, tempat kebijakan dibuat dan dibentuk. Bahkan ketika keberadaan kita di luar parlemen sekali pun, tak membuat kita berhenti berjuang.

Di jalan-jalan yang dipenuhi teriakan solidaritas, di pabrik-pabrik dimana keringat pekerja menjadi saksi bisu atas ketidakadilan, di sawah ladang dimana petani berjibaku dalam terik panas dan hujan, serta di setiap sudut kehidupan dimana nilai kemanusiaan terancam, partai ini berdiri tegak tak tergoyahkan.

Bagi kita, perjuangan ini melampaui batas ruang dan waktu, melewati siklus pemilu yang datang silih berganti.

Hari-hari ini bisa kita saksikan, Partai Buruh tidak hanya bekerja saat musim pemilu tiba, bukan pula sekadar mesin politik yang beroperasi demi mencapai kemenangan semu. Ia muncul sebagai alat perjuangan, sebuah simbol dari keteguhan hati dan cita-cita yang tak pernah padam.

_”Bagi kader Partai Buruh, perjuangan bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan nyawa yang mengalir dalam setiap nadi kehidupannya,”_ saya pernah mendengar kalimat ini dari seorang teman. Bukan hanya penyemangat, tetapi juga energi yang meluap.

Partai Buruh memang tak memiliki banyak uang untuk melakukan serangan fajar atau membeli suara dengan iming-iming materi. Namun, kita memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga: cinta yang tak terukur. Cinta kepada rakyat, kepada keadilan, dan kepada cita-cita yang kita perjuangkan.

Cinta ini menjadi sumber kekuatan yang tak pernah habis, yang mendorong untuk terus bergerak maju, meski tantangan dan rintangan berat menghadang.

Cinta ini pula yang membuat Partai Buruh berbeda. Kita tidak berjuang demi kekuasaan semata, melainkan demi terwujudnya cita-cita tentang sebuah negeri yang adil dan makmur. Setiap kader Partai Buruh adalah pejuang yang rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa demi mewujudkan impian tersebut.

Saya percaya, bahwa suatu hari nanti, ia akan tumbuh menjadi pohon yang rindang, memberikan perlindungan bagi seluruh rakyat.

Untuk itu, kita tak akan jemu terus mengajak seluruh lapisan masyarakat bergandengan tangan, membangun solidaritas yang kuat antara pekerja, petani, mahasiswa, dan semua elemen yang berkeinginan melihat Indonesia menjadi lebih baik.

Percayalah, bahwa hanya dengan bersatu, cita-cita besar dapat diraih, dan keadilan sosial dapat terwujud untuk semua.

Partai Buruh, dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, tentu akan terus bergerak maju. Ini adalah bukti nyata bahwa cita-cita dan keteguhan hati adalah senjata terkuat dalam perjuangan.

Setiap hari adalah hari perjuangan, setiap langkah adalah bagian dari perjalanan panjang menuju cita-cita yang kita idamkan.

Dan dalam perjalanan itu, cita-cita menjadi bintang penunjuk arah, yang selalu mengingatkan kita akan tujuan mulia yang hendak dicapai: terwujudnya negara sejahtera, Indonesia yang bahagia.

Kahar S. Cahyono, _Wakil Presiden FSPMI, KSPI, dan Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh_