Jakarta, KPonline – Ketika pertamakali terbentuk, namanya Serikat Pekerja Dirgantara. Disingkat SPD. Ia merupakan salah satu Serikat Pekerja Anggota dari Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPMI). Dalam perjalanannya, kemudian diubah menjadi Serikat Pekerja Dirgantara dan Transportasi, SPDT.
Di internasional, FSPMI berafiliasi dengan IndustriALL Global Union. Dulu, sebelum ada merger, bernama International Metal Workers Federation (IMF).
Kata “metal” di dalam IMF itulah yang diadopsi oleh FSPMI ketika memberi nama serikat pekerja metal. Sejak awal didirikan, FSPMI sudah memiliki perspektif internasional.
Sementara itu, di Indonesia FSPMI tergabung dengan KSPI, yang di tingkat dunia berafiliasi dengan International Trade Union Confederation (ITUC). Dari sanalah Presiden KSPI Said Iqbal dipercaya sebagai pengurus pusat (Governing Body) ILO.
Bicara ILO ya bicara dialog sosial. Ada tripartite di dalamnya. Karenanya, perjuangan FSPMI-KSPI tak akan pernah lepas dari konsep dan lobi.
Sebagai gerakan, kita percaya dengan aksi. Bahkan menyakini jika perubahan hanya bisa dilakukan dengan turun ke jalan. Itulah sebabnya, ketika dialog sosial sekedar basa-basi, tidak penempatkan buruh dalam posisi penting yang harus didengar suaranya, dengan cepat kita akan mengambil sikap.
Kembali ke SPDT, yang kemarin sempat naik daun gara-gara acara Musnik PUK SPDT FSPMI PT Transportasi Jakarta dihadiri oleh Presiden FSPMI dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ya, Trans Jakarta menjadi salah satu anggota SPDT-FSPMI.
Beberapa perusahaan lain seperti Teknologi Pengangkutan Indonesia, Steady Safe, termasuk driver Grab dan Gojek juga ada yang bergabung. Termasuk pekerja ekspedisi dari berbagai daerah.
Keanggotan SPDT FSPMI sudah tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Cirebon, Lampung, Batam, Riau, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo. Di Riau, bahkan sudah 4 perusahaan yang bergabung.
Kehadiran Anies Baswedan dalam Musnik PUK SPDT FSPMI PT Trans Jakarta memberi energi positif bagi SPDT, di mana pun. Setidaknya, organisasi tempat para pekerja sektor transportasi berserikat ini mulai diperhitungkan. Mendapat perhatian.
Kalau transportasi terganggu, maka terganggu lah seluruh negeri.
Saya kira, inilah momentum para pekerja di sektor transportasi untuk bersatu. Bukan saja karena persatuan akan menguatkan. Tetapi juga, dengan bersatu, kita sebagai pekerja memiliki alat untuk merebut keadilan.
Seperti yang disampaikan Anies Baswedan dalam Musnik Trans Jakarta. Adil itu abstrak. Tetapi rasa keadilan itu konkrit. Maka tugas serikat adalah memperjuangkan agar keadilan itu bisa dirasakan oleh kaum buruh.
Bicara perjuangan, belum lama ini, SPDT FSPMI di Batam menggerakkan aksi besar untuk menuntut keadilan pada perusahaan aplikasi transportasi online.
Pun demikian yang terjadi di setiap perusahaan. Ikhtiar untuk — meminjam kalimat Anies – mewujudkan rasa keadilan terus kita lakukan.
Inilah yang membuat kita selalu optimis. Terus berjuang, sampai menang…