Kaum Buruh, Pejuang ekonomi, Pahlawan Keluarga dan Pembela Bangsa yang Tersingkirkan

Surabaya, KPonline – Hari ini, bertepatan dengan tanggal 10 Nopember, adalah Hari Pahlawan. Pahlawan adalah mereka yang berjuang dengan satu tujuan, gagah berani, tanpa rasa takut, tanpa pamrih bahkan siap berkorban lahir maupun batin.

Hari ini, jangankan memupuk rasa patriotisme, menyebut patriotik saja rasanya sulit dicerna dalam pikiran generasi milenial. Mereka sibuk dengan dunianya masing-masing, dunia medsos, dunia game, dunia market place dan sebagainya. Dunia maya dengan pejuang dan pahlawan palsu yang penuh rekayasa. Sangat disesalkan.

Bacaan Lainnya

Jangankan mengingat nama-nama para pahlawan kemerdekaan, wong menyebutkan dasar negara saja, mulut mereka belepotan. Padahal, itulah yang menjadikan mereka lepas dari penjajahan, menikmati kehidupan yang merdeka dan menjadi arah tujuan berbangsa bernegara.

Di hari pahlawan ini, adalah suatu kewajiban bagi seluruh warga negara terlebih pemerintah, memperingati dan menghargai para pahlawan pejuang dan perintis kemerdekaan. Tetapi jangan lupa, penting juga menghormati dan menjaga, para pejuang dan pahlawan yang hidup ditengah-tengah kita saat ini. Siapakah mereka?

Tidak lain adalah para pekerja atau buruh yang setiap hari, dari pagi hingga malam bekerja keras membanting tulang, memeras keringat, bertaruh nyawa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan bagi keluarganya, bagi bangsa dan negaranya.

Mungkin mereka jadi pegawai, karyawan, kuli bangunan, buruh panggul, tukang panggilan, tenaga kesehatan atau bahkan pejabat negara. Jika disebut buruh katanya itu kasar, disebut pekerja katanya standar, disebut pegawai katanya bergengsi, padahal toh mereka tetap saja dibayar atas kerja yang dihasilkan, disebut apapun sama saja artinya.

Para buruh itu mungkin adalah bapak ibu kita, kakek nenek kita, kakak adik kita, sanak saudara kita, teman dan tetangga kita atau saudara kita sebangsa setanah air. Pertanyaannya sudahkah kita dan pemerintah memperhatikan, menghormati dan menjaga mereka? Memastikan perlindungan masa depan mereka?

Padahal merekalah sesungguhnya pejuang ekonomi, pahlawan keluarga dan juga pembela bangsa sejati dari segala bentuk kemelaratan, ketidakberdayaan, ketidakadilan dan sebagainya. Tidak hanya di level keluarga, di level negara perjuangan dalam pendapatan domestik dan kemampuan daya beli adalah ukuran berjalan tidaknya sebuah negara.

Bagi kita, tentu bisa menghormati dan menjaga mereka dengan segenap kemampuan. Namun bagaimana dengan pemerintah? Bukankah pemerintah adalah perwujudan negara? Bukankah negara wajib melindungi, menjaga dan mensejahterakan warga negaranya?

Faktanya berapa banyak TKI sang pejuang devisa yang tersiksa di luar sana? Berapa banyak ABK yang terlunta-lunta? Berapa banyak pegawai, pekerja negara yang harus kerja ganda? Berapa banyak buruh yang ekonominya hanya cukup untuk bertahan hidup? Berapa banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan? Berapa banyak lagi yang harus disebutkan dari Pejuang Pahlawan yang tersingkirkan!?.

Dengan semangat hari pahlawan ini seharusnya semangat perlindungan dan penghargaan pada pejuang dan pahlawan keluarga dimunculkan dikuatkan. Karena bersama merekalah, negara ini tetap ada dan mampu bertahan menghadapi tantangan.

Negeri ini begitu gemah ripah loh jinawi, jangan sampai ada lagi, kuli gantung diri terhimpit ekonomi, buruh kehilangan pekerjaan, pekerja upahnya tahun depan tidak ada kenaikan, pegawai gajinya dipotong untuk sumbangan. Sungguh sangat memalukan sekaligus menyedihkan. Negeri berlimpah sumberdaya namun sengsara. Tidak lucu dan sangat ironis.

Jika saja terjadi buruh demonstrasi dimana-mana, pegawai mogok kerja bersama-sama, petani kuli turun jalan berduka cita atau para mahasiswa penerus bangsa berunjuk rasa, itu artinya negara tidak sedang baik-baik saja. Ada yang salah dengan kebijakan, pemerintah harus mawas diri dan waspada.

Teringat Sang proklamator pernah berkata, beri aku 10 pemuda, akan aku guncang dunia. Pemuda yang dimaksud itu tentunya adalah pekerja keras, pejuang keluarga dan pahlawan bangsa. Ya.. Pahlawan hati pembela bangsa sejati.

Juga perhatikan benar ucapan Soekarno dalam sidang parlemen tahun 1950, “…soal perburuhan bukan sekedar soal kesejahteraan rakyat. Namun, ini soal keselamatan negara…”. Sekali lagi keselamatan negara. Camkan itu!!

Selamat hari pahlawan, salam hormat dan doa teriring untuk kalian para pejuang, perintis dan penerus kemerdekaan. Tetap semangat kaum buruh, bersatulah.. keselamatan dan keberlanjutan negara ini ada di tanganmu.

Pos terkait