Jakarta, KPonline – Di tengah jaman demokrasi yang mulai semakin terbuka dan terasa semakin kebablasan, banyak dinamika kehidupan kadang bertolak belakang dab irasional.
Tidak hanya dalam percaturan politik yang diluar nalar, dalam pergerakan organisasi pun demikian. Salah satu contohnya adalah FSPMI.
FSPMI adalah organisasi serikat pekerja yang terkenal militan, proaktif dan berbasis massa yang terdidik. Dengan tradisi kuat melalui doktrin konsep, lobby dan aksi yang disingkat KLA, FSPMI menjadi pelopor pergerakan kaum buruh di Indonesia.
Tak hanya partai politik, FSPMI pun tak luput dari pasang surut dinamika organisasi seiring perkembangan media dan informasi. Siap atau tidak, realitasnya harus dijalani.
Dilansir dari Chanel medianya “Koran Perjoeangan”, FSPMI di suatu daerah yang tidak disebutkan namanya, dikabarkan tengah digeruduk oleh anggotanya.
Hal ini tentu menjadi bahan empuk atau sasaran tembak bagi para hatter, tukang adu domba maupun penikmat psywar untuk menjatuhkan FSPMI, yang notabene FSPMI sering melakukan aksi demonstrasi dan mengkritisi pemerintahan sehingga dianggap momok oleh para lawan maupun pihak penguasa.
Peristiwa digeruduknya FSPMI disinyalir diawali diadakannya sebuah perhelatan acara syukuran. Sebuah tumpeng besar yang diletakkan ditengah tengah massa menjadi awal kejadian. Begitu doa selesai dipanjatkan, tiba-tiba seluruh anggota FSPMI berlarian menggeruduk ke depan.
Ternyata oh ternyata.. mereka maju untuk menyalami sang empunya acara syukuran, tidak lain adalah salah seorang pimpinan perangkat organisasi FSPMI yang baru saja memenangkan sidang perkara industrial atas PHK sepihak yang dilakukan oleh perusahaan tempat ia bekerja.
Tangis haru biru memecah suasana, kebahagian tak terkira bagi mereka yang tidak mudah ditipu oleh rekayasa, sampai sampai tumpeng lupa dibagikan. Hidup FSPMI….
(SA-Veteran buruh )
