Pelalawan, KPonline- Di Sekretariat FSPMI Pelalawan, ada satu benda yang sudah layak masuk museum perjuangan buruh, sebuah sofa butut dengan alas koyak-koyak dan busa yang kempet. Tapi, justru di atas sofa inilah Ketua DPW FSPMI Riau, Satria Putra, membagikan pandangan serius soal masa depan organisasi dengan gaya yang santai, penuh tawa, tapi tetap menusuk logika. pada Minggu (11/5/2025) di Sekretariat KC FSPMI Kabupaten Pelalawan.
“Kalau sofa ini bisa ngomong, mungkin dia udah protes capek jadi tempat curhat perjuangan.” Canda Satria sambil merapikan duduknya agar tak nyangkut pegas yang sudah menonjol.
“Tapi ya beginilah organisasi. Kita nggak nunggu punya sofa empuk buat diskusi penting. Yang penting semangat militansi pengurus dan anggotanya tebal, walaupun duduk di busa yang tipis!.” Menurut Satria, militansi bukan cuma soal teriak di depan pabrik atau pas demo nasional.
“Militansi itu diuji waktu rapat, bukan waktu foto bareng spanduk. Kalau rapat PUK aja telat terus, masa iya mau bangun Indonesia Emas? Paling banter bangun alasan,” katanya sambil tertawa.
Satria juga mengkritik gaya “pengurus instan” yang hanya aktif kalau ada seragam baru atau konsumsi nasi kotak. “Organisasi ini butuh orang yang bisa kerja diam-diam tapi berdampak, bukan yang kerja diam-diam lalu hilang,” sentilnya. “Jangan kalah dari kasur di rumah. Dia diam, tapi selalu konsisten menopang kita tidur!”
Obrolan makin seru ketika menyentuh soal rekrutmen anggota baru. Bagi Satria, ini tugas suci pengurus PUK. “Tambah anggota itu bukan kerja sambilan, itu tugas utama. Masa ngaku pengurus tapi nambah anggota kalah sama sales pulsa keliling?” ujarnya sambil mengangkat alis.
Ia mengajak seluruh pengurus untuk kembali menghidupkan semangat door-to-door, edukasi ke basis, dan aktifkan kembali semangat “ajak satu, kuat semua.” Kata Satria, “Jangan bangga jumlah grup WA banyak kalau isinya sepi dan anggotanya itu-itu aja. Organisasi itu kayak nasi goreng—makin banyak isinya, makin sedap!”
Menutup obrolan di atas sofa perjuangan itu, Satria menyampaikan pesan yang sedikit kocak tapi penuh makna: “Kalau sofa tua ini aja masih bisa menopang pantat-pantat penuh semangat, masa semangat pengurus PUK udah kempet duluan? Ayo bangkit, rekrut, lawan apatisme, dan buktikan kalau FSPMI itu bukan sekadar singkatan tapi semangat solidaritas perjuangan yang terus hidup di setiap basisnya!”



