Solok, KPonline – Kegiatan Pimpinan Pusat SPEE FSPMI di Sumatra Barat memasuki hari kedua. Hari Ahad ini, 15 September 2019 acara bertempat di Mami Hotel Jl. Kartini no. 314 Kampung Jawa Kota Solok.
Agenda ini melanjutkan agenda yang sama yang sebelumnya dilaksanakan di Bukittinggi yaitu pelantikan 2 Pimpinan Unit Kerja (PUK) dari pekerja PLN PT. Haleyora Powerindo Solok dan pekerja PLN PT. Haleyora Powerindo Padang.
Dengan demikian total jumlah pekerja PLN yang bergabung dengan SPEE FSPMI sudah berjumlah 4 PUK. Terbentuknya sekaligus 4 PUK Dari pekerja PLN ini adalah sebuah pelaksanaan amanah dari Rakernas SPEE FSPMI di Jakarta pada 1-3 September 2019 yang lalu dengan tema MERAMBAH NUSANTARA, MENEBAR GEN PERLAWANAN.
“Kalau sudah merambah seluruh Nusantara dan berada di seluruh pelosok-pelosok maka pemerintah akan memperhitungkan FSPMI sebagai pergerakan buruh”, demikian pesan dari Muhammad Surahmat selaku pengurus PPEE FSPMI bidang PKB dan K3.
Setelah pelantikan 2 PUK acara dilanjutkan dengan pendidikan dasar serikat pekerja dengan fasilitator dari Pimpinan Pusat SPEE FSPMI, Yoni Mulyo Widodo dan Muhammad Surahmat serta Konsolidasi dan sharing terkait isu kasus-kasus pekerja OS PLN oleh Deddy Chandra sebagai Wakil Ketua Tim Nasional OS PLN Bidang Advokasi.
Salah satu arahan PPEE FSPMI untuk seluruh PUK PT. Haleyora Powerindo di Sumatra Barat agar mereka sebagai pekerja di PLN bisa berjuang mengajukan diri sebagai Dewan Pengupahan Provinsi. Kemudian berjuang agar upahnya bisa disesuaikan dengan masa kerja dan berbeda antara yang masih lajang dengan yang sudah berkeluarga.
Disampaikan juga pekerja PLN di Sumatra Barat yang sudah bergabung dengan FSPMI juga harus ikut memperjuangan penolakan revisi Undang-undang Ketenagakerjaan yang merugikan kaum pekerja. Perjuangan menolak kenaikan iuran BPJS yang akan memberatkan rakyat kecil juga sebagai bentuk kepedulian pekerja FSPMI bergerak untuk masyarakat umum sebagai mana terbentuknya jaminan kesehatan yang terbentuk dari pergerakan FSPMI.
