Jakarta, KPonline – Pengemudi ojek online kembali akan menggelar aksi unjuk rasa di Kementerian Perhubungan, Istana Negara, dan kantor PT Gojek Indonesia pada hari Senin, 15 Mei 2017. Adapun titik kumpul massa aksi adalah di Patung Kuda, Jl. Medan Merdeka Barat – Jakarta Pusat mulai pukul 09.00 WIB – selesai
Rencananya, aksi unjuk rasa ini diikuti 5000 pengemudi online. Selain itu, massa aksi dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) juga akan ikut bersolidaritas.
Aksi ini dilakukan untuk menuntut agar pemerintah segera merevisi UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, agar mengakomodir keberadaan ojek online yabg saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di kota-kota besar.
Selain itu, mereka juga menuntut adanya perbaikan pemberlakuan tarif dasar yang dirasa merugikan pengemudi, serta memprotes pemutusan hubungan/suspend yang semena-mena dan tidak adanya jaminan perlindungan asuransi bagi pengemudi.
Melalui aksi ini, diharapkan PT Gojek Indonesia, PT Grab Indonesia, PT Uber Indonesia Technologies bisa berlaku lebih adil terhadap pengemudi ojek online.
Aksi pengemudi ojek online ini mendapat dukungan dari Serikat Pekerja Dirgantara dan Transportasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPDT FSPMI). Terlebih lagi, sebagian dari pengemudi ojek online tersebut adalah anggota FSPMI.
“Kami berharap pemerintah dan perusahaan aplikasi online bersedia memenuhi tuntutan para pegemudi ojek online,” ujar Presiden FSPMI, Said Iqbal. Iqbal menegaskan, FSPMI dan KSPI akan bersama-sama dengan driver ojek online untuk berjuang mendapatkan hak-haknya.
Dalam aksinya, pengemudi ojek online menuntut 5 hal berikut:
1. Revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Berlakukan tarif dasar yang lama.
3. Berlakukan sistem aplikasi online yang tidak merugikan driver.
4. Tolak pemutusan mitra/suspence yang semena-mena.
5. Berikan jaminan perlindungan atau asuransi kepada driver.
Fotografer: Eddo Dos’Santoz
