Tangerang, KPonline – Waroeng Djoeang atau yang sering di sebut Wardjoe, beralamat di jalan Tobat Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang. Tepatnya di samping kantor Samsat Balaraja.
Sore pada tanggal 9 Juni 2017, Wardjoe kedatangan para aktivis buruh dari berbagai daerah. Diantaranya ada yang datang dari DKI Jakarta, Serang Banten, dan juga Balaraja Tangerang.
Kedatangan mereka ke Wardjoe adalah untuk melakukan buka puasa bersama di tempat yang sekilas hanyalah warung kopi kecil biasa.
Namun dengan kedatangan dan berkumpulnya mereka dari berbagai daerah tersebut membuat warung kecil ini mencuri perhatian warga sekitar maupun warga yang melintas berkendara. Kebetulan, lokasi Wardjoe ini tepat di pinggir jalan sehingga siapapun yang melintas akan melihat keramaian di warung sore itu.
Barangkali mereka akan bertanya-tanya, ada apakah di warung kopi kecil yang dindingnya di penuhi oleh Bendera FSPMI tersebut?
Sosok Asnawi selaku tuan rumah atau kawan kawan sering menyebut beliau adalah owner Wardjoe terlihat mondar mandir sedang sibuk mempersiapkan hidangan untuk buka puasa bareng sore ini.
Jika dilihat yang tersaji atas meja sudah tertata antara lain air mineral putih gelas, macam macan gorengan, es buah, teh hangat manis, dan juga 1(satu) Tandan pisang yang di gantung di atas meja.
“Walaupun Buka puasa bareng sore hari ini dengan hidangan alakadarnya tapi yang terpenting adalah silaturahimnya,” tutur Asnawi.
Sambil menunggu adzan Maghrib, obrolan ringan pun berlangsung. Topik utamanya sudah pasti tentang kegiatan di masing-masing PUK serta pergerakan aksi di bulan Ramadhan yang akhir-akhir ini diinstruksikan oleh perangkat organisasi. Salah satunya adalah solidaritasnya untuk buruh PT. Smelting Gresik yang sedang berjuang di Jakarta.
Ketika adzan Maghrib berkumandang, salah satu kawan yang hadir yaitu Ikhsan Muin langsung memimpin doa buka puasa.
Masing-masing yang hadir membatalkan puasanya dengan meminum air putih dan menikmati hidangan yang sudah disiapkan.
Setelah dianggap cukup untuk membasahi kerongkongan sebelum menikmati hidangan berat (nasi) mereka mengutamakan sholat Maghrib terlebih dahulu di mushola terdekat secara bergiliran.
Setelah semuanya selesai melaksanakan sholat maghrib satu persatu mulai mengambil selembar kertas sebagai tempat nasi dan lauk pauknya. Ada oreg tempe, ikan asin, pepes tahu, dan lalapan.
Suasana kebersamaan dan kesederhanaan di sini sangat terasa sekali. Dengan makan yang beralaskan kertas dan lauk pauk ala kadarnya, namun karena makannya bersama dengan para pejuang buruh dari daerah lain, mereka terlihat sangat menikmatinya.
Usai makan bersama, hidangan sesi terakhir pun langsung di hidangkan oleh Asnawi sambil berkata “Tidak lengkap kalau ke Wardjoe belum menikmati segelas kopi hitam pekat ini”.
Diskusi diskusi kecil pun berlanjut sambil menikmat kopi hitam pekat racikan owner wardjoe tersebut.
Semoga dengan hadirnya Wardjoe akan lebih mempererat tali silaturahim di antara para pejuang buruh khususnya di bawah naungan panji organisasi FSPMI yang kita banggakan dan kita cintai bersama.