Sukamakmur, KPonline – Suasana Refresing Course PUK SPL FSPMI PT Niro Granite semakin hidup ketika peserta mengikuti sesi simulasi advokasi yang dikombinasikan dengan pelatihan public speaking, Sabtu (4/10/2025).
Dalam sesi ini, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok menjalankan simulasi advokasi dengan kasus fiktif mengenai anggota yang dianggap mangkir dan kemudian menerima surat PHK dari pihak manajemen.
Simulasi tersebut dirancang agar peserta tidak hanya memahami langkah-langkah advokasi, tetapi juga terlatih dalam kemampuan berbicara di depan umum. Dalam praktiknya, peserta berperan sebagai tim advokasi yang membela anggota, sementara peran manajemen diperankan oleh pengurus PUK SPL FSPMI PT Niro Granite.
Suasana berlangsung sangat interaktif. Setiap kelompok saling berdebat, menyampaikan argumentasi, serta memberikan pembelaan dengan gaya komunikasi yang beragam.
“Simulasi ini kami rancang agar kawan-kawan kader bisa belajar berpikir cepat dan terukur saat menghadapi kasus nyata. Tidak hanya soal logika advokasi, tapi juga keberanian berbicara dan kemampuan menyampaikan pesan dengan efektif,” ujar Devi Fahlevi, salah satu pemateri sekaligus pengurus PC SPL FSPMI Bogor.
Kegiatan ini menjadi latihan nyata tentang bagaimana seorang kader harus bersikap dalam menghadapi persoalan di dunia kerja – terutama dalam hal komunikasi, strategi negosiasi, dan penyampaian argumen secara efektif. Peserta dilatih untuk tetap tenang, berbicara lugas, serta menegaskan posisi organisasi dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Salah satu peserta, Bung Andri, mengaku mendapatkan pengalaman berharga. “Awalnya saya gugup, tapi setelah menjalani simulasi, saya jadi lebih percaya diri. Ternyata berbicara di depan publik itu bisa dilatih, asal kita memahami materinya dan berani menyuarakan kebenaran,” tuturnya.
Dari simulasi tersebut, banyak pembelajaran berharga yang didapat. Peserta semakin memahami pentingnya kerja sama tim, kejelasan data dan fakta, serta keberanian dalam menyuarakan kebenaran. Melalui pelatihan public speaking berbasis advokasi ini, tumbuh pula rasa percaya diri para kader untuk tampil sebagai juru bicara organisasi di berbagai situasi nyata.
Simulasi ini menegaskan bahwa Refresing Course bukan sekadar pelatihan formal, melainkan wadah pembentukan karakter, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian berbicara di hadapan publik — bekal penting bagi setiap kader FSPMI dalam memperjuangkan keadilan bagi sesama pekerja.
Sebagaimana arah perjuangan organisasi, kegiatan seperti ini menjadi bagian dari upaya FSPMI dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia serikat pekerja. Melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan berkelanjutan, diharapkan lahir kader-kader militan yang cerdas, berintegritas, dan siap melanjutkan estafet perjuangan buruh Indonesia menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan berkeadilan.



