Produksi Padi Petani Surplus, SPI Pandeglang : Tolak Impor Beras

Pandeglang, KPonline – Dewan Pengurus Cabang Serikat Petani Indonesia (DPC-SPI) Kabupaten Pandeglang menyelenggarakan Diskusi Terpimpin bertajuk “Situasi Kedaulatan Pangan Pandeglang ditengah Serbuan Impor Beras” pada hari Senin 29 Januari 2024 di halaman kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Diskusi dipandu oleh Indra Bayu, Sekretaris DPC-SPI Pandeglang. Bayu mengantarkan bahwa latar penyelenggaraan kegiatan ini yaitu keresahan petani karena impor beras akan membuat harga gabah anjlok, petani semakin bangkrut.

Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia (DPP-SPI), Agus Ruli Ardiansyah. Ia menjelaskan bahwa penguasaan tanah petani di Banten, terkhusus pandeglang sebagian besar masih dibawah 0,5 ha. Artinya tergolong petani gurem, dan sekaligus menjadi buruh tani.

“Dalam diskusi ini SPI menegaskan bahwa kita harus menuju Kedaulatan Pangan bukan Ketahanan Pangan. Jadi bukan hanya memastikan pangan tersedia, tapi darimana pangan berasal. Pangan harus dari keluarga petani bukan korporasi. Dengan demikian impor beras tidak perlu dilakukan, harga gabah bisa lebih menguntungkan petani, dan harga beras dikendalikan agar tidak diatas Harga Eceran Tertinggi (HET)”, tambahnya.

Pada Januari 2024 ini, harga beras medium di Pandeglang ditemukan sudah mencapai Rp. 13.000-14.000 per kg. Padahal HET Beras Medium untuk zona Pulau Jawa sebesar Rp. 10.900 per kg. Artinya harga di pasar sudah jauh melampaui HET.

Sementara itu, menurut Sudarmawan mewakili Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW-SPI) Banten, harga gabah petani di Pandeglang bagian selatan masih ada yang berada dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp. 5.000 per kg.

“Gabah Kering Panen (GKP) di Kp. Ciluluk, Desa Leuwi Balang, Kec. Cikeusik, hanya dihargai Rp. 4.000 per kg. Harga bisa merosot dengan serbuan beras impor sebanyak 3 Juta Ton. Apalagi beras impor datang ketika panen raya berlangsung”, keluh Sudarmawan.

Menanggapi situasi ini, mewakili Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang, Nuridawati, menjelaskan tahun 2022 produksi padi petani Pandeglang surplus. Pandeglang merupakan produsen padi tertinggi di Banten dan Banten menjadi pemasok beras ke-8 secara nasional.

“Tahun 2023 memang ada sedikit penurunan produksi gabah namun tidak signifikan. Tahun 2024 ini, kita (Pandeglang) juga akan surplus”, ujarnya

Keyakinan itu merujuk data konsumsi atau kebutuhan beras Pandeglang yang diperkirakan sebesar 131 ribu ton. Angka ini masih dibawah produksi sebanyak 465 ribu ton.

Meskipun demikian, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Banten, Ustadz Lukman menyoroti masih ada permasalahan. Menurut Lukman, petani padi di Pandeglang masih mencari beras. Artinya petani menjual gabah, untuk membeli beras.

“Oleh karena itu, LP2NU secara tegas menolak impor beras. Ditingkat lokal, Pemerintah Pandeglang harus memastikan zonasi sentra produksi padi agar gabah tidak keluar daerah dan masuk kembali dalam bentuk beras”, tuturnya.

Pada waktu yang sama, Anshar Nur dari Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian Pandeglang mengapresiasi diskusi sebagai masukan kepada pemerintah daerah. Ia mengakui Pandeglang mesti mengejar Kedaulatan Pangan.

Anshar melanjutkan, “Ada 7 poin penting, yakni Reforma Agraria, hak akses rakyat terhadap pangan, penggunaan kekayaan alam secara berkelanjutan, pangan bukan hanya komoditas yang diperdagangkan, pembatasan pangan oleh korporasi, dan melarang pangan sebagai senjata”.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki, pihaknya akan terus melakukan stabilitas harga beras di Pandeglang melalui operasi pasar dan penyelenggaraan pasar murah. Meskipun terdapat keterbatasan seperti anggaran.

“Kita penting melibatkan pemerintah desa untuk memberdayakan BUMDes fokus menyerap gabah petani. Kemudian menjalankan resi gudang yang sudah ada di Kec. Sobang”, imbuhnya.

Diskusi yang berjalan interaktif ini ditutup oleh Indra Bayu dengan membacakan rekomendasi, bahwa SPI akan mengagendakan pertemuan lanjutan untuk menyerahkan masukan secara tertulis tentang Kedaulatan Pangan di Pandeglang.

“Sudah terang produksi padi petani di Pandeglang surplus, dan SPI Pandeglang kembali menegaskan tolak impor beras!”, tegasnya.

Diskusi ini dihadiri para petani anggota SPI dari basis-basis di Kecamatan Banjar, Kecamatan Cikeusik, Kecamatan Cibaliung, dan Kecamatan Sobang.