Jakarta,KPonline – Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, membuka jalannya ‘Konferensi Perempuan Indonesia’, yang berlangsung di Gedung Joang 45, Jakarta. Di mana konferensi tersebut adalah salah satu agenda perempuan Indonesia, dalam rangka ‘Menuju International Women’s Day (IWD) 2023’.
Dalam pidatonya, Said Iqbal menegaskan, bahwa Partai Buruh tidak akan mengintervensi jalannya konferensi tersebut. Namun secara tegas, bahwa Partai Buruh menyambut baik agenda Konferensi Perempuan Indonesia tersebut, sehingga bidang perempuan di partai bisa memfasilitasinya.
“Ini adalah kegiatan Perempuan Indonesia yang difasilitasi oleh Bidang Perempuan Partai Buruh,” ujar Said Iqbal, pada Selasa (07/03/23).
Konferensi Perempuan Indonesia sendiri dilangsungkan di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat. Dengan tujuan agar perempuan bersama-sama terlibat, dalam menggali peran kepemimpinan di gerakan elektoral dan non elektoral, membangun dan mensinergikan strategi agenda pembelaan hak perempuan dalam kancah elektoral dan non elektoral, memperkuat keterlibatan dan kepemimpinan perempuan dalam politik elektoral, serta membangun agenda perjuangan perempuan yang inklusif dalam politik elektoral.
Di mana nantinya, output yang dihasilkan dalam konferensi tersebut, akan dituangkan ke dalam manifesto, bernama Gerakan Kepemimpinan Politik Perempuan Kelas Pekerja.
Para peserta yang hadir pun beragam, selain di Gedung Joang 45, para perempuan di luar Jabodetabek juga bisa mengikuti jalannya konferensi tersebut via zoom.
“Agenda ini luar biasa, lintas sektor, lintas wilayah, baik yang hadir secara offline dan online via zoom,” tambah Said Iqbal.
Setelah mengucapkan sepatah dua patah dalam pidato sambutannya, Said Iqbal pun secara resmi membuka konferensi tersebut. Memulai dengan niatan mulia, sembari mengucapkan basmalah.
“Bismillahirrahmanirrahim, dengan keyakinan masing-masing, saya buka Konferensi Perempuan Indonesia,” pungkas Said Iqbal.
Dalam konferensi tersebut, juga diadakan seminar nasional dengan 2 jilid berbeda, yakni Seminar Jilid I, dengan tajuk ‘Peran Perempuan dalam Politik’, dan Seminar Jilid II, dengar tema ‘Gerak Perempuan dan Demokrasi’, yang turut diisi oleh narasumber lintas pejuang perempuan Indonesia.
