Pendidikan Khusus Garda Metal: Pentingnya Media Sosial untuk Engaging Gen-Z

Pendidikan Khusus Garda Metal: Pentingnya Media Sosial untuk Engaging Gen-Z

Mojokerto, KPonline – Gen-Z atau generasi yang lahir kira-kira tahun 1997-2012 merupakan generasi yang sejak kecil sudah tidak asing dengan adanya internet, smartphone dan media sosial. Tak hanya itu generasi ini tidak suka basa basi, selalu to the point dan lebih suka mencontoh dari apa yang ia lihat. Menurut data anggota yang dikelola oleh bidang 1 organisasi dan infokom dari 4080 anggota Serikat pekerja automotif mesin dan komponen Federasi Serikat pekerja metal Indonesia PT. Surabaya Autocomp Indonesia (SPAMK FSPMI PT SAI) hampir 55% nya adalah Gen-Z. Ia lebih suka scrol media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube dan TikTok.

Melihat dinamika tersebut, komunikasi antara pengurus serikat pekerja dan anggota Gen Z perlu dibangun dengan pendekatan yang lebih adaptif dan relevan. Atas dasar itu, Pimpinan Unit Kerja (PUK) SPAMK FSPMI PT SAI menyelenggarakan Pendidikan Khusus Garda Metal dengan tema Belajar Konten dan Media Sosial untuk Engaging Gen Z, yang dilaksanakan pada Sabtu (20/12/2025) di Resto Panas Dingin, Mojosari, Mojokerto.

Wakil Ketua bidang 1 organisasi dan infokom Didik Irwanto berpesan pada Garda Metal khususnya gen melenial untuk memberi contoh pada Gen-Z agar taat instruksi organisasi. Contohnya saat ada instruksi aksi terkait Upah maka tidak hanya menyuruh ikut aksi tetapi sebagai salah satu pilar dan Garda terdepan organisasi harus mencontohkan dengan ikut aksi saat ada instruksi seperti aksi upah pada senin 23 Desember 2025.

Ketua PUK SAI Reo Garsia Subagiyo berpesan kepada Garda Metal untuk memahami tentang Literasi pekerja. Garda Metal mampu menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak pekerja dengan benar melalui media sosial. Sekarang banyak di salah satu platform digital TikTok yang memberi edukasi tentang Literasi pekerja. Namun tak sedikit yang dihujat karena minimnya pemahaman tentang Serikat pekerja.

Sebagai pemateri, Lailatul Fitriyah, Virtual Assistant sekaligus Social Media Specialist, menyampaikan bahwa media sosial hari ini merupakan “panggung” bagi setiap individu. Ia menekankan bahwa setiap anggota, khususnya Garda Metal, secara tidak langsung adalah wajah organisasi di ruang digital.

Apa yang dibagikan, dikomentari, dan disuarakan di media sosial akan membentuk persepsi publik terhadap organisasi.

Ia juga menjelaskan karakter Gen Z yang sangat visual, cepat menangkap pesan, dan aktif mengakses media sosial pada waktu-waktu tertentu, seperti pagi sebelum berangkat kerja, saat jam istirahat, dan setelah pulang kerja. Oleh karena itu, Garda Metal dapat memulai langkah sederhana dengan mengunggah dan membagikan kegiatan-kegiatan PUK SAI yang telah dilaksanakan, berinteraksi melalui kolom komentar, serta ikut menyebarluaskan konten organisasi di akun media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Selain itu, Lailatul Fitriyah mendorong pemanfaatan teknologi digital, termasuk produk berbasis kecerdasan buatan (AI), untuk membantu pembuatan konten video pendek yang edukatif dan mudah dipahami. Ia menegaskan bahwa konten tidak harus rumit atau sempurna, yang terpenting adalah jujur, relevan, dan konsisten dalam menyampaikan nilai perjuangan organisasi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan Garda Metal tidak hanya kuat di lapangan, tetapi juga mampu menjadi komunikator yang cerdas dan bermartabat di ruang digital. Dengan begitu, nilai, perjuangan, dan tujuan organisasi dapat dipahami dengan baik oleh generasi muda, sekaligus memastikan keberlanjutan organisasi di tengah perubahan zaman.