Purwakarta, KPonline – Hari Raya IdulFitri merupakan momen yang ditunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, kini tiba saatnya merayakan kemenangan dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci. IdulFitri tidak hanya menjadi simbol kemenangan atas hawa nafsu, tetapi juga kesempatan untuk kembali fitri, yaitu kembali kepada kesucian dan ketulusan.
Di berbagai daerah, perayaan IdulFitri disambut dengan penuh suka cita. Sejak pagi, umat Muslim berbondong-bondong menuju masjid atau lapangan terbuka untuk melaksanakan salat Id. Gema suara takbir berkumandang di seluruh penjuru negeri, mengingatkan umat Islam akan kebesaran Allah SWT. Setelah salat, tradisi saling memaafkan menjadi momen paling ditunggu, dimana setiap orang berusaha membersihkan hati dari kesalahan dan kekhilafan di masa lalu.
Tidak hanya itu, IdulFitri juga identik dengan silaturahmi dan kebersamaan. Keluarga besar berkumpul, sanak saudara yang lama tak bertemu saling bersalaman, dan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang dan sambal goreng kentang menjadi pelengkap kebahagiaan. Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama, baik melalui zakat maupun sedekah kepada yang membutuhkan.
Panglima Koordinator Nasional (Pangkornas) Garda Metal FSPMI, Supriyadi Piyong menekankan bahwa kemenangan sejati di Hari Raya bukan hanya tentang menyelesaikan ibadah puasa, tetapi juga bagaimana seseorang mampu mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang telah dibangun selama Ramadan. Kesabaran, keikhlasan, serta semangat berbagi harus tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari setelah Idulfitri.
Kemudian, Supriyadi pun menambahkan bahwa dengan semangat kembali fitri, umat Muslim diharapkan dapat melanjutkan kehidupan dengan hati yang lebih bersih, penuh kedamaian, dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Idulfitri bukan hanya perayaan sesaat, tetapi awal dari perjalanan baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.



