Surabaya, KPonline – Hari ini ribuan buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang tergabung dalam Gerakan Serikat Pekerja (GASPER) Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa damai untuk menyuarakan tuntutan terkait penetapan Upah Jawa Timur tahun 2026, Kamis (27/11/25).
Aksi yang berlangsung tertib ini dipusatkan di ruang publik sebagai bentuk aspirasi dan pernyataan sikap buruh terhadap kebijakan pengupahan yang dinilai belum memenuhi standar hidup layak.
Dalam aksi tersebut, Ketua Konsulat Cabang FSPMI Gresik, Fery Andriyanto, tampil menyampaikan orasi yang menjadi penyemangat massa aksi.
Ia menegaskan bahwa perjuangan kali ini murni didasari kebutuhan buruh akan upah layak, terlebih di tengah meningkatnya biaya hidup di Jawa Timur. Dalam seruan lantangnya, Fery menuntut agar Gubernur Jawa Timur menetapkan UMP sebesar Rp3.356.459.
Menurut Fery, angka tersebut bukanlah tuntutan tanpa dasar. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi, inflasi, serta indikator tertentu yang mempengaruhi standar hidup masyarakat Jawa Timur telah menunjukkan perlunya penyesuaian upah ke tingkat yang lebih layak.
Ia juga menyebutkan bahwa UMP Jawa Timur sebelumnya berada pada posisi terendah ketiga di Indonesia, sebuah kondisi yang dianggap tidak mencerminkan potensi ekonomi besar provinsi ini.
“Kawan-kawan, kita semua tahu bahwa negara kita negara kaya. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi harusnya menjadi dasar untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Namun sejak lahirnya PP 78 dan PP 36, kenaikan upah semakin kecil dan tidak berpihak kepada rakyat pekerja,” tegas Fery dalam orasinya.
Ia menambahkan bahwa upah tidak sekadar angka, namun merupakan fondasi utama kehidupan buruh. “Upah adalah tulang punggung keluarga kita, upah adalah darah kaum buruh. Kesejahteraan kita tergantung dari upah yang kita terima,” lanjutnya di hadapan peserta aksi.
Fery menutup orasinya dengan menyampaikan bahwa era “rezim upah murah” harus segera berakhir. Menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat untuk memperjuangkan perubahan menuju rezim kesejahteraan rakyat Indonesia.
Aksi damai tersebut berlangsung tertib dengan pengawalan aparat keamanan, menunjukkan bahwa perjuangan buruh dapat disampaikan secara elegan dan tetap mengedepankan dialog serta penyampaian pendapat yang konstitusional.
(Kontributor Gresik )



