Pelalawan, KPonline-Di tengah dinamika hubungan industrial yang kian kompleks, sosok Yudi Efrizon, Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Kabupaten Pelalawan, terus menuai sorotan positif. Ia dinilai sebagai figur yang memiliki komitmen baja dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh di Negeri Seiya Sekata tersebut.
Sejak menahkodai FSPMI Pelalawan, Yudi dikenal sebagai pemimpin yang tidak hanya duduk di belakang meja. Ia kerap turun langsung ke lapangan, memastikan setiap keluhan pekerja—mulai dari persoalan upah, jaminan kesehatan, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak-mendapatkan atensi serius dari pihak perusahaan maupun pemerintah daerah.
“Perjuangan buruh bukan sekadar menuntut hak, tapi memastikan martabat pekerja diakui sebagai aset utama pembangunan daerah,” ujar Yudi dalam sebuah kesempatan di Pangkalan Kerinci.
Garis Konsistensi yang Terjaga Konsistensi Yudi Efrizon terlihat dari rekam jejaknya yang tak pernah absen dalam mengawal kebijakan krusial, seperti penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Ia vokal dalam mendorong Dewan Pengupahan agar tetap berpihak pada daya beli masyarakat kecil, terutama di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok.
Beberapa poin utama yang menjadi fokus konsistensinya meliputi:
•Kepatuhan K3: Memastikan standar keselamatan kerja di sektor industri perkebunan dan pabrik pengolahan dijalankan secara ketat.
•Dialog Konstruktif: Membangun komunikasi dua arah yang sehat antara serikat buruh dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pelalawan.
•Edukasi Anggota: Rutin melakukan sosialisasi aturan ketenagakerjaan agar buruh memahami hak dan kewajibannya sesuai undang-undang.
Mendapat Apresiasi dari Akar Rumput
Komitmen Yudi tidak hanya diakui di level organisasi, tetapi juga dirasakan langsung oleh anggota FSPMI di tingkat bawah. Banyak buruh merasa memiliki “sandaran” saat menghadapi kebuntuan negosiasi dengan manajemen perusahaan.
“Beliau adalah sosok yang tegas namun tetap mengedepankan cara-cara elegan dalam berdiplomasi. Kehadirannya memberi rasa aman bagi kami para pekerja,” ungkap salah satu anggota FSPMI di Pangkalan Kerinci.
Dengan tantangan ekonomi di tahun 2026 yang diprediksi semakin menantang, Yudi Efrizon menegaskan bahwa FSPMI Pelalawan akan tetap menjadi garda terdepan. Baginya, konsistensi adalah kunci agar suara buruh tidak hanya didengar, tetapi juga diwujudkan dalam kebijakan yang konkret.