Jakarta, KPonline – “Ketika keputusan dibuat, tugas kita selanjutnya adalah memastikan agar apa yang sudah diputuskan bisa diimplementasikan.”
Dalam rapat, seringkali kita mendengar ada banyak gagasan yang disampaikan. Usulan-usulan perbaikan. Mengevaluasi kekurangan, termasuk merumuskan arah langkah ke depan.
Tetapi yang menjadi masalah, jika usul dan gagasan tadi hanya berhenti di meja rapat. Tidak terlihat ada sesungguhan untuk mewujudkan agar apa yang ada di dalam kepala kita menjadi karya nyata.
Akibatnya, dalam rapat berikutnya kita membahas sesuatu yang sama. Karena, memang, apa yang menjadi keputusan dalam rapat yang lalu belum dijalankan.
Padahal, esensi dari rapat adalah untuk menyelaraskan gerak dan langkah.
Rapat = tidak ada jarak. Yang jauh mendekat. Silang pendapat diharmoniskan.
Dengan demikian, harusnya kita bergerak lebih cepat. Bukan justru hanya jalan di tempat.
“Jangan hanya dibicarakan. Jalankan…,” satu ketika saya mendengar pernyataan ini dari Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz.
Saat itu kami membahas perihal organizing. Ada yang usul menggunakan strategi jemput bola, pendekatan kasus, juga melakukan sosialisasi di sosial media. Banyak ide yang bermunculan. Tetapi semua itu akan percuma jika hanya di bibir saja. Nihil dalam implementasi.
Begitu pun dengan kritik kita terhadap makin melemahnya militansi dan gerakan. Ada banyak masukan. Strategi pun sudah dirumuskan. Tetapi jika hanya berhenti sampai di sini, jangan berharap akan terjadi perubahan yang signifikan.
Inilah juga yang saya sampaikan dalam rapat rutin Media Perdjoeangan. Ada banyak usulan. Gagasan-gagasan yang cemerlang. Saya hanya menekankan satu hal. Mari kita jalankan segala apa yang kita anggap baik untuk tim ini.
Satu hal yang harus kita pahami, gerakan adalah pelaksanaan dari kata-kata. Ujung dari setiap komitment adalah langkah nyata.
Bergeraklah…