Kekuasaan Bukan Tujuan Akhir Melainkan Alat, Anto Bangun KC FSPMI Labuhan Batu: Jika Menginginkan Perubahan, Rebutlah Kekuasaan

Kekuasaan Bukan Tujuan Akhir Melainkan Alat, Anto Bangun KC FSPMI Labuhan Batu: Jika Menginginkan Perubahan, Rebutlah Kekuasaan

Medan, KPonline – Aksi-aksi industrial yang kerap dilakukan oleh kaum buruh mencerminkan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan kaum buruh disisi lain kaum buruh tidak pernah menyadari bahwa mobilisasi massa buruh dalam jumlah besar dari ratusan hingga ribuan mungkin saja memiliki tujuan tersembunyi, sebagai manuver dari pimpinan serikat buruh untuk mempertahankan eksistensi dan memperkuat posisi tawarnya di hadapan pengusaha maupun penguasa.

Aksi-aksi industrial ini seharusnya menjadi bahan refleksi bersama kaum buruh, sebab dari puluhan, bahkan ratusan kali aksi yang telah digelar, nyaris tidak ada perubahan mendasar yang benar-benar berhasil diwujudkan.Fakta ini menunjukkan bahwa aksi massa, meskipun penting sebagai alat tekanan, bukanlah satu-satunya solusi untuk mendorong perubahan yang bersifat fundamental.

Bacaan Lainnya

Perubahan sejati tidak lahir dari keluhan tanpa tindakan, atau dari harapan tanpa arah. Ia menuntut keberanian, strategi, serta kekuatan untuk merebut kendali atas proses pembuatan kebijakan. Kekuasaan bukan tujuan akhir, melainkan alat.

Di tangan yang benar, kekuasaan menjadi jalan untuk menghadirkan keadilan, mewujudkan kesejahteraan, dan membangun masa depan yang lebih baik, dan bila kekuasaan berada ditangan yang tidak benar maka kebijakan yang lahir pastinya hanya omon-omon saja.

Segala kebijakan publik lahir dari proses politik dan ketika buruh tidak memiliki wakil di parlemen, maka sangat besar kemungkinan bahwa seluruh kebijakan yang dihasilkan tidak akan berpihak kepada kepentingan kelas buruh, terlebih saat ini, parlemen didominasi oleh kekuatan oligarki dan elit penguasa.

Buruh yang jumlahnya hampir 60% dari total penduduk negeri ini seharusnya memiliki representasi politik yang kuat di parlemen, ikut serta menentukan arah pembangunan, serta memastikan keadilan sosial benar-benar diwujudkan melalui kebijakan negara.

Namun sayangnya, banyak buruh yang belum menyadari pentingnya keterlibatan politik secara langsung, bahkan, tidak sedikit yang dengan mudah diarahkan untuk memilih calon legislatif dari partai-partai politik yang secara historis telah berulang kali mengkhianati kaum buruh setelah mereka terpilih.

“Diatas panggung saat kampanye mereka memang berteriak demi kepentingan klas pekerja, tetapi setelah terpilih mereka berpaling menjadi penghianat dengan mengatakan” maaf tuan biaya politik itu mahal dan suara tuan sudah Saya bayar”

Sudah saatnya buruh bangkit dari keterlenaan. Tidak cukup hanya bersuara,buruh harus melek politik, terlibat aktif, dan turut serta lansung menentukan arah dan kebijakan negara, sebab hanya dengan demikian, kebijakan yang lahir benar-benar akan mencerminkan keadilan bagi seluruh rakyat.

Mereka yang diam akan terus dikendalikan. Mereka yang hanya bersuara namun enggan bertindak akan menjadi penonton dalam panggung sejarah. Tetapi mereka yang berani merebut kekuasaan dengan tujuan mulia dan niat yang tulus, memiliki peluang nyata untuk menciptakan perubahan sejati.

Jangan hanya berharap. Bertindaklah. Satukan kekuatan. Bangun solidaritas. Dan rebutlah kekuasaan, karena disanalah kunci perubahan berada.

Pos terkait