Bandung, KPonline – Alhamdulillah jazakallahu khairon katsiro untuk hamba-hamba Allah dan balad-balad yang luar biasa, “Udunan-udunan sasieureun sabeunjeureun kumpulkeun hijikeun salurkeun”. Yang artinya iuran meskipun hanya ala kadarnya atau sedikit, tapi kalau sudah dikumpulkan atau sudah disatukan akan menjadi banyak.
“Ya, selama Bulan Ramadhan ini kegiatan-kegiatan kami tidak pernah berhenti satu hari pun, dari mulai memfasilitasi masyarakat pra sejahtera yang tidak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah, maupun memfasilitasi masyarakat pra sejahtera yang tidak mempunyai jaminan kesehatan,” kata Arie Juharie.
“Bahwa bakti sosial door to door berbagi takjil dan nasi kotak kami lakukan bersama balad-balad (teman-teman) serikat pekerja FSPMI Bandung Barat, dimana banyak dari mereka yang juga merupakan anggota keluarga besar J-Balad untuk berbagi rejeki serta memberikan santunan terhadap anak-anak yatim/piatu, seperti memberikan mushaf Al-Qur’an, pakaian-pakaian baru dan juga tas hasil dari ‘udunan’ (iuran) anggota-anggota yang disatukan dari hamba-hamba Allah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bantuan di sampaikan sesuai marwah kami yaitu dengan diberikan langsung ke rumah-rumah mereka.” ucapnya.

“Walaupun kami tidak pernah bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat dan tidak menerima anggaran Hibah, akan tetapi alhamdulilah kegiatan-kegiatan kami banyak yang mensuport, dikarenakan balad-balad (teman-teman) kami selama ini bergerak dengan hati, tidak pernah ada di kami yang namanya biaya operasional, apalagi mengambil keuntungan dari udunan-udunan (iuran-iuran) yang selama ini kami galang dan juga titipan-titipan atau amanah dari hamba-hamba Allah,” tutur pria yang merupakan Ketua J-Balad ini..
“Saya (Arie Juharie) bangga menjadi bagian dari keluarga besar J-Balad, di dalam perjalanan hidup saya, karena disini hidup saya terasa bermanfaat, walaupun dengan segala kekurangan dan keterbatasan, kami akan selalu mencoba memberi manfaat bagi orang lain dengan cara apapun itu,” lanjutnya kemudian.
Arie Juharie juga berharap sektor-sektor vital pelayanan terhadap masyarakat, khususnya bagi masyarakat-masyarakat pra sejahtera, dapat di permudah dan sesuai dengan data serta fakta yang ada di lapangan.
“Itupun kalau mereka bekerja dengan benar dan mempunyai rasa malu, karena gaji mereka itu yang bayar kan masyarakat, jika itu dilakukan dengan baik, maka kami tidak akan menemukan ribuan keluarga-keluarga pra sejahtera yang tidak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah,” pungkasnya menutup pembicaraan.